Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nurdin Lepas Ekspor Produk Pertanian Rp 49 Miliar ke-8 Negara dari Batam
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 21-03-2019 | 10:04 WIB
ekspor-1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Gubernur Kepri, H Nurdin Basirun bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI, Ali Jamil dan sejumlah pejabat lainnya saat melepas eskpor produk pertanian di Pelabuhan Batuampar, Batam, Selasa (19/3/2019) malam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Gubernur Provinsi Kepri, H Nurdin Basirun mengatakan masih banyak potensi pertanian bernilai ekspor yang harus terus digali bersama dalam meningkatkan devisa dan pendapatan negara dan daerah.

Hal ini disampaikan saat melepas ekspor produk komoditas pertanian senilai Rp 49 miliar ke berbagai negara di Batam. "Ini kekuatan dan kerja sama yang dimiliki oleh seluruh anak bangsa. Malam ini bukti kerja keras bisa kita lakukan bersama-sama ekspor yang bernilai cukup fantastis dan meningkatkan devisa negara serta pemasukan bagi daerah," kata Nurdin saat Pelepasan Ekspor Produk komiditas Pertanian di Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar, Batam, Selasa (19/3/2019).

Pelepasan produk komoditas eksport pertaniaan ini, dilepas Nurdin bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI, Ali Jamil dan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam, Suryo Irianto Putro; Kepala Dinas Pertanian Kepri, Ahmad Izhar, Kepala Biro Humas Protokol dan Penghubung Kepri, Nilwan; serta Asisten Ekonomi Pembangunan Kota Batam, Febrialin dan Wadir Binmas Polda Kepri, AKBP Edi Suryanto.

Adapun sejulah komoditi ekspor yang dilepas malam itu antara lain, Cocoa Butter dari PT Asia Cocoa Indonesia, Cocoa Powder dari PT Asia Cocoa Indonesia, Daging Kelapa dari PT Heng Guan, Rumput Laut dari PT Kencana Bumi Sukses dan Minyak Sawit dari PT Synergy Oil Nusantara.

Negara tujuan ekspor dari masing-masing komoditas pertanian itu antara lain, Cocoa Butter tujuan ekpor Jerman, Amerika Serikat, Estonia, Cocoa Powder tujuan ekspor Vietnam dan Meksiko, Daging Kelapa tujuan Malaysia, Rumput Laut tujuan eskpor China dan Minyak Sawit tujuan Tanzania, dengan total nilai ekspor yang dilepas berjumlah Rp 49,4 miliar.

Nurdin mengatakan, ekspor kali ini hendaknya dijadikan motivasi untuk meningkat nilai ekspor komiditas pertaniaan di Perovinsi Kepri hingga bisa lebih dikenal negara luar dan pangsa pasarnya akan semakin besar.

Potensi pertanian, kata Nurdin, hingga saat ini, masih menjadi peluang untuk dikembangkan di Kepri dan wilayah Kepri juga tidak kalah saing dengan daerah lainya, khusunya di daerah Lingga, Natuna, Anambas, Karimun dan lainnya.

"Kami juga mengajak seluruh stakeholder, agar bisa bersama-sama dan bersinergi dan bergandengan tangan, serta menyelesiakan hambatan yang menghalang. Dengan mengurangi rentang waktu serta memangkas birokrasi tanpa melanggar aturan dalam mempercepat produksi dan ekspor komoditas pertanian di Kepri," kata Nurdin.

Nurdin juga menambahakan, melalui ekspor yang dilaksanaan, menjadi upaya dalam meningkatkan neraca perdagangan Indonesia dan Kepri khususnya. Karena itu, pihaknya terus bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan kabupaten/kota untuk terus meningkatkan infrastruktur di bidang pelabuhan untuk mendukung ekspor tersebut.

"Pesan Presiden RI Joko Widodo yang menginginkan Indonesia pada tahun 2045 menjadi negara keempat terkuat perekonomiannya di dunia dan sebagai negara lumbung penghasil pangan," kata Nurdin.

Nurdin pun memaparkan banyak potensi pertanian dan kelautan di Kepri. Seperti rumput laut yang diekspor dari Pulau Pauh-Moro sebanyak 40 Ton.

Untuk itu, perlu dikuatkan hubungan antara pengusaha dengan petani sehingga terus berjalan. Nanas dan Pisang juga merupakan komoditi yang diekspor ke Singapura, sementara kelapa bulat diekspor ke Thailand yang berasal dari Karimun.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan RI, Ali Jamil mengatakan, akselerasi sangat perlu dilakukan untuk menguatkan ekspor khususnya sektor pertanian.

Karena itu, dia menegaskan keseluruhan UPT untuk berkoordinasi dengan pimpinan daerah agar meningkatkan sektor pertanian yang diminta/unggulan oleh negara tujuan ekspor bisa ditingkatkan.

Saat ini ada 3 UPT di Kepri yakni UPT Tanjungpinang, UPT Batam dan UPT Tanjung Balai Karimun yang menjadi daerah pengekspor komoditi pertanian. "Mari kita maksimalkan Pelabuhan Batuampar untuk mendorong ekspor ke negara tujuan dan seperti UPT Tanjung Balai Karimun melakukan ekspor melalui Pelabuhan Batuampar ke Malaysia dan China. Senergi dengan seluruh stakeholder perlu dilakukan agar tidak terjadi permasalahan di lapangan," kata Ali Jamil yang pernah bertugas di Kepri dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 ini.

Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam, Suryo Irianto Putro mengatakan, pada tahun 2018, sebanyak 49 komoditi di antaranya Kakao, Sawit, Sarang Burung Walet dan lainnya juga teah diekspor ke-20 negara seperti Amerika Serikat, India, Angola, Banglades, Belanda, maupun Kamboja.

"Nilai eskpor selama 2018 mencapai Rp 19,32 triliun," ujarnya.

Suryo menambahkam pada Januari sampai dengan Februari 2018, terdapat ekspor 59.224,57 ton senilai Rp 839,17 miliar, sedangkan pada periode yang sama tahun 2019 sebesar 73.425,9 ton senilai Rp 936,57 miliar.

"Ke depan, perlunya dilakukan akselerasi eskpor untuk meningkatkan nilai eskpor. Dan dari catatan sistim otomasi perkarantinaan Batam, pada awal 2019 terjadi kenaikan jumlah ekspor dibandingkan tahun lalu sebesar 24 persen," katanya. (*)