Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Karyawan Puri Garden Demo Lagi, Polisi Minta Kecilkan Suara
Oleh : Andri Arianto
Sabtu | 22-01-2011 | 13:46 WIB

Batam, batamtoday - Puluhan karyawan Puri Garden Hotel kembali menggelar unjuk rasa di depan Hotel Puri Garden, Nagoya. Pendemo memulai aksi sekitar pukul 8.00 WIB, Sabtu Januari 2011 pagi tadi.

Dalam aksinya kali ini pihak manajemen hotel tetap bersikukuh tidak mau bernegosiasi dengan pendemo. Petugas keamanan pun tidak mengizinkan wartawan yang ingin menemui pihak manajemen hotel untuk melakukan konfirmasi atas persoalan tersebut.

"Maaf bang, gak bisa," jawab petugas keamanan Hotel Puri Garden menjawab wartawan.

Tak berbeda dengan aksi sebelumnya, Pendemo meminta transparansi darii pihak manajemen soal pembagian uang pelayanan (services) sebesar 2 (dua) persen dari total service setiap bulannya. Selain itu sikap manajemen yang selama ini dinilai arogan terhadap karyawan agar tidak terjadi lagi.

Meski telah berdemo di depan hotel, pihak manajemen tetap enggan menemui pendemo.

"Kami minta hak-hak kami dipenuhi,kok sepertinya manajemen menganggap kami seperti binatang," teriak Orator, Ade Rohman yang juga Ketua Pimpinan Unit Kerja (PUK) Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (FSPP)-SPSI.

Dalam orasinya Ade Rohman menyebut pihak manajemen hotel telah membohongi karyawan dengan adanya rencana perubahan status karyawan dari karyawan kontrak 1 tahun menjadi karyawan tetap /permanen terhadap 16 orang karyawan yang hingga kini tidak ada kejelasan.

Selain itu, pendemo juga meminta pihak perusahaan untuk menghentikan tindakan intimidasi terhadap karyawan.

Hingga dibubarkan pada pukul 11.00 WIB, pendemo tetap tidak dapat bertemu dengan pihak manajemen. Rencananya, puluhan karyawan Puri Garden yang merasa tidak digubris manajemen Puri Garden tersebut akan menggelar aksi demo lanjutan pada Selasa pekan depan.

Ade menilai penanganan hukum ketenaga-kerjaan di Indonesia kian tidak jelas. Pembelaan sepertinya sudah mengarah pada siapa orang yang memiliki uang banyak dan bersedia membayar, maka orang itulah yang dibelas.

"Hukum di Indonesia tidak jelas lagi," Teriaknya