Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Butuh Uluran Tangan, Nenek Beni Hidup Sebatang Kara Tanpa Listrik dan Air Bersih
Oleh : Wandy
Sabtu | 09-02-2019 | 08:04 WIB
nenek-beni.jpg Honda-Batam
Nenek Beni yang duduk di depan pintu rumahnya. (foto: Wandy).

BATAMTODAY.COM, Karimun - Seorang nenek berusia 68 tahun bernama Beni yang hidup sebatang kara tinggal di rumahnya dengan kondisi tanpa lampu penerangan serta air bersih.

Ia, tinggal di Kampung Harapan Kelurahan Harjosari Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun. Pantauan BATAMTODAY.COM saat bersambang ke kediamannya, Nenek Beni sedang duduk sendiri didepan pintu sambil termenung.

Diketahui, rumah yang dihuninya saat ini dibangun di atas tanah warga yang berbaik hati ingin membantu. Karena, warga tersebut tidak tega melihat nenek dan almarhum suami tinggal di gubuk reot yang hampir rubuh tak jauh dari rumahnya saat ini.

Namun mirisnya, ia harus tinggal tanpa lampu penerangan dan listrik. Bahkan tidak ada jamban serta saluran air bersih.

Tidak hanya sampai dissana, jeratan kemiskinan juga membuatnya harus berjalan sepanjang setengah kilometer untuk mendapatkan air bersih untuk mandi dan minum sebagai kebutuhannya sehari-hari. Meski kondisi fisik yang tak lagi kuat, namun ia mau tidak mau hal itu tetap harus dilakukan.

"Ya biasa nenek kalau ambil air sendiri. Kadang kalau ada orang di situ nenek mintak tolong bawakan. Karena sumur itu sudah terlalu dalam, jadi nenek sekarang sulit untuk ambil sendiri, jadi minta tolong orang," ucap Nenek Beni kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (8/2/2019).

Suami dari Nenek Beni meninggal setahun yang lalu, tetapnya satu minggu sebelum lebaran. Diketahui, suaminya meninggal karena jatuh saat memanjat pohon kelapa.

Nenek Beni memiliki satu orang anak laki-laki, namun sejak bayi anaknya diberikan kepada seseorang, karena kondisi ekonomi yang ia hadapi.

Kesehariannya, nenek Beni hanya mengharapkan belas kasih dari orang-orang yang datang untuk memberikan makanan dan uang. Namun, jika tidak ada yang memberikan ia harus rela menahan lapar untuk bertahan hidup.

"Kadang ada yang datang ke rumah untuk kasih nenek makan. Kalau tidak ada, ya mau tidak mau harus menahan lapar," ucapnya.

Disinggung mengenai bantuan dari pemerintah, Nenek Beni mengaku selalu mendapatkan saat almarhum suaminya masih ada. Namun, untuk saat ini bantuan seperti Beras Miskin (Raskin) belum ia dapatkan.

"Biasa kalau ada, Pak RT yang antarkan berasnya ke sini. kemarin ada diantarkan sembako ke rumah nenek yang dibawa sama pak RT. Tapi sekarang tak pernah dapat lagi," kata dia.

Sementara itu, Lurah Harjosari, Fatwa Lukmana saat dikonfirmasi mengatakan, kalau untuk raskin setiap tahun nenek beni mendapatkan. Hanya saja, usulan raskin 2018 tidak dapat, namun di 2019 kita usulkan lagi apakah dapat pihaknya belum mengetahui.

"Terkait beras sejahtera (Rastra), itu bukan kebijakan pemerintah daerah melainkan data dari pusat yakni Kementerian Sosial. Jadi untuk data di tahun 2018, ada pengurangan sekitar 12 orang dan termasuk nama almarhum suami Nenek Beni salah satunya," kata Fatwa kepada BATAMTODAY.COM.

Namun Fatwa mengatakan, untuk usulan bantuan seperti kaum duafa melalui Kelurahan baik itu dari swasta ataupun dari pemerintah pihaknya terus mengusulkan. "Kita usulkan terus, terakhir bantuan dari BKAD (Bantuan Kerja sama Antar Desa) nenek Beni mendapatkan satu paket sembako," katanya.

Terkait lampu penerangan, jamban dan air bersih di rumah Nenek Beni, Fatwa mengatakan sedikit mengalami sulit. Pasalnya, pada saat pihaknya mengusulkan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) namun terkendala surat tanah. Sebab, rumah yang ditempati bukan milik pribadi.

"Untuk RTLH sudah kita usulkan, namun terkendala di surat tanah. Begitu juga listrik sudah dua kali kita ajukan. Yang pertama listrik murah yang kedua listrik tenaga surya, namun tetap saja terkendala di surat tanahnya. Jadi kita sedikit sulit untuk membantu di atas tanah milik orang lain," katanya.

"Untuk masalah air, kita juga belum dapat solusinya. Mungkin kita akan bicarakan bersama RT RW terlebih dahulu. Namun tadi sempat kepikiran untuk membelikan bak penampung, tentu kita harus bicarakan terlebih dahulu," tambahnya.

Namun kata Fatwa, seandainya ada masyarakat yang mau menghibahkan sebidang tanahnya untuk nenek Beni, maka pihak Kelurahan dan masyarakat akan saling bergotong-royong untuk membangun rumah dan dibuatkan sumur serta dimasukkan listrik.

"Tapi kalau dana dari kelurahan memang tidak ada, karena kalau dari kita hanya bisa mengusulkan, dapat tidaknya tergantung yang memberi bantuan," pungkasnya.

Editor: Chandra