Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BNPB Rilis Data Terbaru Korban Jiwa Tsunami di Selat Sunda Capai 429 Orang
Oleh : Redaksi
Selasa | 25-12-2018 | 16:04 WIB
sutopo_bnpb.jpg Honda-Batam
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Korban Tsunami Selat Sunda terus bertambah. Hingga pukul 13.00 WIB hari ini, yakni H+3 paska-bencana, jumlah korban jiwa jumlahnya sudah mencapai 429 orang, 1.485 orang luka-luka dan jumlah yang masih dinyatakan hilang mencapai 154 orang.

"Sementara 16.082 orang mengungsi, ada penambahan angka pengungsi karena baru terdata," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers di kantornya hari ini, Selasa (25/12/2018).

Terdapat kerusakan lainnya, yakni 882 unit rumah, 73 penginapan hotel dan vila, 60 warung toko, 434 perahu kapal, dan 24 mobil.

Sebaran dampak terparah ada di Pandeglang, Banten. Dengan total korban jiwa mencapai 290 orang dan 1143 luka-luka. "Daerah lain kerusakannya tidak terlalu berat," lanjutnya.

Dilanjut dengan kerusakan di Lampung Selatan, yang mengakibatkan tewasnya 108 jiwa dan 279 luka.

Data ini masih ada kemungkinan berubah mengingat pendataan masih terus dilakukan Sutopo menyatakan jumlah korban meninggal korban tsunami Selat Sunda di Banten dan Lampung sebanyak 429 orang itu data hingga pukul 13.00 WIB..

Sejauh ini Kabupaten Pandeglang di Banten jadi wilayah yang paling parah terdampak tsunami. Wilayah lain yang terdampak adalah Kabupaten Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.

Untuk itu, masa darurat di Pandeglang diberlakukan lebih lama yakni selama 14 hari dari 22 Desember hingga 7 Januari 2019. Sementara Lampung Selatan 7 hari, dari 22 Desember hingga 29 Desember mendatang.

"Kemungkinan masih bisa diperpanjang sesuai kondisi yang ada di lapangan," jelas Sutopo.

Capai lLima meter
Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut tinggi gelombang tsunami Selat Sunda yang menyapu pesisir Kabupaten Pandeglang pada 22 Desember lalu bervariasi. Ada laporan dari warga yang menyebut tinggi gelombang mencapai 5 meter.

"Tinggi ombak tsunami bervariasi. Di Carita ada yang bilang sampai satu sampai dua meter. Sedangkan di Tanjung Lesung, Sumur, Cigeulis ada yang melaporkan tingginya hampir lebih dari lima meter," kata Sutopo.

Menurut Sutopo, variasi ketinggian ombak itu membuat dampak kerusakan berbeda-beda. Di wilayah Tanjung Lesung hingga dekat Ujung Kulon diperkirakan yang terdampak tsunami paling parah.

Tsunami di Selat Sunda diyakini dipicu oleh longsor oleh bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau yang ada di tengah laut.

Tsunami datang tanpa peringatan dini dan tanda-tanda alam seperti surutnya air laut di pantai. Sebab Indonesia belum mempunyai perangkat untuk mengukur potensi tsunami akibat aktivitas gunung api di laut.

Editor: Surya