Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kabupetan Lingga Berjaya di Popda, Terpuruk di Porprov Kepri
Oleh : Nurjali
Selasa | 04-12-2018 | 15:40 WIB
voli-putra-lingga11.jpg Honda-Batam
Atlit Voli Putra Kabupaten Lingga yang berlaga di Porprov Kepri 2018. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Kabupaten Lingga berjaya di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) tahun 2018 yang dilaksanakan di Kabupaten Lingga, namun terpuruk di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kepulauan Riau ke-IV yang dihelat di Kota Tanjungpinang dibulan November hingga Desember 2018 yang lalu.

Kabupaten Lingga hanya berhasil berada posisi ke 6 dari tujuh kabupaten/kota dengan perolehan medali menurun jauh dari Porprov tahun sebelumnya.

Meskipun masih diperingkat yang sama pada Porprov lima tahun yang lalu namun pada tahun ini, perolehan medali emas Kabupaten Lingga juga menurun drastis pada tahun sebelumnya yaitu dengan perolehan medali 12 emas, 12 perak, 38 perunggu pada tahun yang lalu. Sementara pada tahun 2018 ini Kabupaten Lingga hanya mampu mengumpulkan 9 emas, 19 perak dan 30 perunggu.

Sementara itu salah mantan pengurus KONI Kabupaten Lingga Azwardi mengatakan, menurunnya prestasi Kabupaten Lingga diajang Porpov tidak terlepas dari minimnya perhatian pemerintah dalam melakukan pembinaan di cabor-cabor yang dipertandingkan. Bahkan menurutnya pemerintah Kabupaten Lingga dari dulu selalu menjadikan KONI sebagai alat politik dengan masuknya tokoh-tokoh politik di jajaran petinggi KONI.

"Dulu KONI kita bermasalah, karena anggarannya tidak tepat sasaran, seharusnya pada kepengurusan yang baru ini ada perubahan, jangan lagi orang politik yang memimpin dampaknya bisa kita rasakan sendiri," sebutnya.

Bahkan menurutnya dari informasi yang didapat ada cabang olahraga yang atletnya didatangkan dari luar Kabupaten Lingga, meskipun menyumbangkan medali emas tapi hal ini sangat memalukan bagi dunia olahraga Kabupaten Lingga. Karena masih banyak Cabor lainnya yang memiliki potensi untuk mendulang medali emas malah tidak dikirimkan.

"Kita dapat info silat tidak mengirim atlet, padahal di POPDA pencak silat kita banyak menyumbang emas tapi kita malah mengirim cabor yang atletnya kita datangkan dari luar," sebutnya.

Selain itu persoalan di internal KONI juga belum selesai-selesai, setelah sempat diperiksa jaksa pada kepengurusan sebelumnya pada tahun ini persoalan terlihat bahwa kepengurusan KONI juga tidak solid. Dirinya menyarankan agar pemerintah meskipun tidak boleh mengintervensi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Lingga tersebut, namun pemerintah diharapkan dapat memberikan sanksi atau pembinaan terhadap prestasi KONI.

"Dana hibahnya tidak perlu besar-besar nanti malah tidak tepat sasaran, buktikan dulu prestasinya baru dibantu dana hibahnya," sebutnya.

Editor: Yudha