Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengapresiasi Tindakan Profesional Polri
Oleh : Redaksi
Sabtu | 20-10-2018 | 11:16 WIB
penembakan-gedung-dpr-ri.jpg Honda-Batam
Kaca gedung DPR RI yang tembus terkena peluru nyasar. (Foto: Ist)

Oleh Ahmad Fauzi

LANGKAH Polri dalam menyimpulkan insiden yang terjadi di dua ruang kerja anggota DPR diakibatkan peluru nyasar dari Lapangan Tembak Senayan dinilai sangat tepat.

Menurut saya, langkah ini dilakukan karena Polri professional dalam menyelesaikan permasalahan yang dapat dipelintir oleh media, karena yang diserang adalah anggota DPR.

Tentu Polri lebih paham, dalam menganalisis tembakan yang mengarah ke gedung DPR. Jelas yang dikatakan Bapak Setyo Wasisto, bahwa itu adalah jelas peluru nyasar karena sudut tembakannya. Polri tidak ingin ada pihak yang mengelola permasalahan kecil itu menjadi isu-isu hoax yang dapat mengganggu kamtibmas.

Sebelumnya, dua ruang kerja di Gedung DPR yakni nomor 1313 milik anggota Fraksi Golkar Bambang Heri Purnama dan ruang nomor 1601 milik anggota Fraksi Gerindra Brigjen Pol Purnawirawan Wenny Warouw diduga ditembak orang tak dikenal pada Senin 15 Oktober 2018 siang.

Selain itu, ditemukan Dua peluru nyasar kembali ditemukan di ruangan kerja milik dua anggota DPR. Satu peluru menembus ruangan anggota DPR dari Fraksi PAN, Totok Daryanto lantai 20 Gedung Nusantara I DPR dan Fraksi Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya lantai 10.

Sehingga, dengan penyelidikan yang cepat, tepat dan akurat akhirnya Polisi menetapkan dua PNS Kemenhub sebagai tersangka di kasus ini. Polisi menyebut dua orang tersangka berinisial IAW dan RMY dalam insiden peluru nyasar ke gedung DPR bukan anggota Perbakin. Pelaku menggunakan senjata yang berada di gudang saat berlatih di lapangan tembak.

Polisi mengatakan tak ada unsur kesengajaan terkait insiden peluru nyasar ke ruangan kerja anggota DPR. Kejadian itu karena pelaku berinisial IAW gugup saat menggunakan senjata di Lapangan Tembak Senayan. Kemudian, terkait dua peluru yang ditemukan setelah dua peluru awal merupakan tambahan temuan peluru dari insiden sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan hasil dari laboratorium forensik jika peluru yang terlepas dari senjata api tersebut berjumlah empat butir. Namun pada hari senin 15 Oktober lalu baru ditemukan dua peluru yang berada di ruang kerja nomor 1313 dan 1601. Setelah itu, baru ditemukan dua peluru lagi di ruang kerja nomor 1008 dan 2003.

Menurut saya, Polri juga telah melakukan langkah yang tepat tentunya dengan tetap melaksanakan oleh TKP kemudian peluru yang diambil dibawa ke laboratorium forensik, dan menyamakan dengan senjata yang digunakan pelaku dengan peluru yang ditemukan di TKP. Kemudian saat penemuan peluru selanjutnya, Polri tetap membawa peluru yang ditemukan ke laboratorium forensik untuk di uji balistik.

Masalahnya, banyak media maupun masyarakat yang tidak mengetahui informasi ini dengan jelas sehingga berita yang diterima di masyarakat tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Masyarakat dibuat bingung dengan kejadian penembakan kemarin, seolah-olah masyarakat dibuat berfikir lebih dengan kejadian di ruang kerja DPR yang ditembak dalam dua hari yang berbeda.

Padahal, nyatanya kejadian itu merupakan temuan tambahan dari insiden sebelumnya. Media maupun oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab hanya menginginkan masyarakat panik dan dari berita yang di klik akan memberikan keuntungan ekonomi.

Maka dari itu, Polri tentunya tahu langkah yang tepat. Untuk cepat mengkondusifkan situasi di kehidupan nyata maupun di kehidupan media sosial dengan cepat melakukan rilis terhadap permasalahan tersebut. Bukan gak mungkin, akan ada oknum yang akan memanfaatkan insiden ini untukmencari keuntungan kelompok maupun pribadi. Karena insiden ini menyerang DPR ntar malah dibawa-bawa ke Komisi DPRnya, bisa ke politik, teroris dan sebagainya.

Langkah Polri cukup tepat, dengan kejadian ini Polri terlihat professional dengan bertindak cepat dan mengambil langkah antisipatif. Sehingga jelas siapa pelaku dan motif yang dilakukan, ternyata tidak ada unsur kesengajaan. Karena dengan ditemukan dua peluru tambahan saja berita sudah di pelintir, apalagi tanpa ada rilis pelaku yang cepat?

Bisa-bisa nanti arah pembicaraan netizen lebih gak jelas dan ujung-ujungnya aparat keamanan yang disalahkan. Jadi intinya, Polri telah professional dalam menyelesaikan dan menangani masalah yang tidak perlu dibesar-besarkan dan diolah jadi isu-isu yang gak jelas. Setuju? Saya setuju.*

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Pancasila