Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pascapertemuan IMF-WB, Jokowi Dipuji Dunia
Oleh : Redaksi
Jumat | 19-10-2018 | 17:26 WIB
pertemuan-imf-bali.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Pertemuan IMF-WB di Denpasar Bali. (Foto: Ist)

Oleh Karina Stefani

SIAPA bilang perekonomian kita menurun? Justru sebaliknya saat ini Indonesia sedang hangat-hangatnya dipuji di dunia Internasional karena perekonomiannya.

Seperti Kepala Ekonomi IMF Maurice Obstfeld yang kagum sama negara Indonesia karena telah jadi contoh ekonomi yang sukses saat menghadapi ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini yang naik turun dibuat dollar, banyak negara didunia yang terkena imbas dari penguatan dollar bahkan hingga jauh kenaikannya, akan tetapi kenaikan dollar di Indonesia atau lemahnya Rupiah itu dapat diorganisir sehingga gak terjadi kenaikan ekstrim seperti di negara lain.

Selain itu, sejak dulu kebijakan ekonomi yang diberlakukan Jokowi saat mulai menjabat sebagai Presiden RI selalu berbuah positif dan menuai pujian dari kalangan internasional. Bahkan sampai America Serikat (AS) ganti presiden, Jokowi dan Pemerintah Indonesia tetap dipuji.

Keberhasilan Tax Amnesty, kebijakan ekonomi ini bahkan mendapat pujian dari Pemerintah AS karena dianggap sukses. Hal ini didapatkan saat kunjungan Menko Kemaritiman saat itu Luhut Binsar Panjaitan ke AS. Selain itu, keberanian Jokowi untuk memangkas Subsidi BBM juga mendapat pujian dari Presiden AS saat itu yakni Barack Obama saat Presiden Jokowi bertamu ke Gedung Putih pada tahun 2015.

Obama memberikan apresiasi dan pujian kepada Pemerintah Indonesia karena langkah berani yang diambil, masalah subsidi BBM dapat terus membebani anggaran negara hingga triliun rupiah, dan dengan pemangkasan yang dilakukan dana tersebut dapat membangung infrastruktur. Dan terbukti, banyak jalan tol, jalan nasional, pelabuhan internasional, bendungan, kereta api, bandara internasional dan infrastruktur lain telah banyak terbangun dan telah digunakan.

Kemudian Director of Global Indicators Group Bank Dunia Augusto Lopez Claros juga memuji upaya serius pemerintah Indonesia dalam memperbaiki kemudahan berusaha, terutama yang ditujukan untuk usaha kecil menengah. Dalam siaran pers Bank Dunia, ia mengungkapkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup tepat untuk dapat meningkatkan indeks kemudahan berbisnis. Begitu juga apresiasi lain yang didapat oleh pemerintah Jokowi adalah mengenai paket kebijakan ekonomi.

Bank Dunia menilai bahwa kebijakan ini merupakan kunci bagi Indonesia untuk dapat keluar dari krisis ekonomi global sehingga tetap dapat mengalami pertumbuhan. Akibat paket kebijakan ekonomi ini, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

Selain itu ada reformasi kebijakan ekonomi yang dipuji oleh Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde. Reformasi kebijakan ekonomi Indonesia, khususnya pengurangan subsidi BBM, dinilai telah memberikan ruang fiskal bagi pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Lagarde menilai Indonesia memiliki ketahanan ekonomi yang tangguh.

Bahkan sampai Amerika ganti presiden aja Jokowi masih dipuji. Terbukti, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji Indonesia karena menjadi salah satu negara Indo-Pasifik yang mampu mengubah keadaan negaranya secara luar biasa. Hebatnya, menurutnya Indonesia dapat melakukan ini hanya dalam beberapa dekade terakhir. Trump juga memuji perekonomian Indonesia yang terus membaik tidak hanya di Asia Pasifik, tetapi juga di kelompok 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Nyatanya, dalam empat tahun terakhir. Pemerintah Indonesia telah melakukan perombakan besar-besaran terhadap iklim kemudahan berusaha di negara ini. Hal ini merupakan upaya untuk membuat perekonomian lebih produktif dan kompetitif sambil meningkatkan kemandirian ekonomi bangsa jadi bisa memberikan nilai tambah, lapangan kerja dan menurunkan pengangguran. Dimana tingkat pengangguran terbuka semakin menurun dari 5.70 persen menjadi 5.13 persen.

Di sisi lain, jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 sebanyak 133,94 juta orang, naik 2,39 juta orang dibandingkan Februari 2017. Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,2 persen, meningkat 0,18 persen. Jika dilihat lebih rinci lagi, dari jumlah angkatan kerja tersebut, penduduk yang benar-benar bekerja hanyalah 127 juta orang, atau bertambah 2,53 juta orang dibanding Februari 2017. Sementara lapangan pekerjaan yang meningkat persentase penduduk yang bekerja terutama pada penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 0,68 persen, jasa lainnya 0,4 persen, dan industri pengolahan 0,39 persen.

Selain itu, Jokowi juga memberikan bantuan ekonomi kepada anak-anak dari keluarga miskin agar dapat bersekolah dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan keluarga miskin juga diberikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Jadi dimana letak perekonomian Indonesia menurun?

Bukannya banyak hinaan tapi malah banyak pujian dari dunia internasional. Bahkan dari Presiden AS Barack Obama berganti menjadi Donald Trump, Jokowi dan Pemerintah Indonesia dipuji karena dapat mengendalikan perekonomian dengan baik.*

Penulis adalah Pengamat Ekonomi Indonesia