Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dana Sosial untuk Oplas, Fakta Atau Hoax?
Oleh : Redaksi
Senin | 08-10-2018 | 11:16 WIB
ilustrasi-bohong.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi kebohongan. (Foto: (Ist)

Oleh Fatih Banna

RATU hoax 2018, itulah gelar yang saat ini pantas disandang oleh aktivis senior Ratna Sarumpaet. Bagaimana tidak? Tak tanggung-tanggung ia menipu selurah masyarakat Indonesia dengan cerita palsunya yang menghebohkan publik.

Ratna mengatakan bahwa dirinya dipukul dan dianiaya oleh tiga orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara Bandung, seusai acara konferensi dengan peserta berasal dari negara asing di sebuah hotel pada 21 September 2018 lalu.

Ia mengaku bawha dirinya ditarik tiga orang tak dikenal ketika taxi yang dinaikinya berpisah dengan peserta asal Sri Lanka dan Malaysia. Kemudian Ratna mengaku dirinya dibawa ke tempat gelap dan dihajar serta diinjak perutnya, hingg dilempar ke pinggir jalan aspal sehingga menyebabkan bagian samping kepalanya robek.

Tanpa dicek kebenarannya terlebih dulu, tim oposisi pemerintah menyebarkan kabar hoax tersebut dengan mengangkat isu pemukulan terhadap salah satu Juru Kampanye Badan Pemenagan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ratna Sarumpaet. Bahkan Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto beserta koalisi partai pendukung menggelar kegiatan konferensi pers untuk menggaungkan kasus penganiayaan tersebut.

Prabowo mengatakan bahwa pihaknya sangat kaget dan prihatin serta kecewa telah terjadi suatu aksi kekerasan dan penganiayaan, pemukulan yang sangat kejam terhadap salah satu pimpinan badan pemenangan kampanye pihaknya.

Menanggapi kasus tersebut, beberapa laporan kepada pihak kepolisian mendorong Polda Jabar dan Polda Metro Jaya untuk melakukan penyelidikan secara cepat atas kasus penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Dari hasil penyelidikan, terungkap fakta bahwa viralnya kasus penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet yang tersebar melalui media sosial dan media online adalah kebohongan atau berita hoax.

Beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kasus tersebut merupakan kebohongan atau berita hoax, diantaranya :

1. Berdasarkan agenda kegiatan masyarakat Polda Jabar, tidak ada konferensi negara asing di Jawa Barat pada tanggal 21 September 2018.
2. Hasil pengecekan di 23 rumah sakit Jawa Barat, tidak terdapat pasien atas nama Ratna Sarumpaet.

3. Hasil koordinasi dengan pihak terkait di bandara Husein, tidak mengetahui adanya peristiwa pengeroyokan terhadap Ratna Sarumpaet.

4. Tidak ada manivest kedatangan-keberangkatan penumpang atas nama Ratna Sarumpaet.
5. Dari fakta call data record, sejak tanggal 20 sampai dengan 24 September 2018, nomor handphone milik Ratna Sarumpaet aktif di daerah Jakarta.

6. Dari fakta data perbankan, REK JOIN ACC BCA 2725000110 atas nama Ibrahim Fahmi Al Hadi dan REK BCA 2721360727 atas nama Ratna Sarumpaet melakukan debit pada RS. Khusus Bedah Bina Estetika.
7. Hasil penyelidikan terhadap RS. Bina Estetika, benar bahwa Ratna Sarumpaet dirawat pada 21 sampai dengan 24 September 2018 dalam rangka operasi plastik.

Dari beberapa bukti yang tersebut di atas, ada satu hal yang patut dipertanyakan dan perlu diselidiki lebih lanjut. Apa itu? Nomor rekening BCA 2721360727 atas nama Ratna Sarumpaet. Nomor rekening tersebut sama persis dengan nomor rekening yang digunakan saat penggalangan dana untuk korban kapal tenggelam di Danau Toba.

Hal ini diketahui dari unggahan putri Ratna, Atiqah Hasilohan di akun instagramnya yang telah terverifikasi. Pada 29 Juni, akun instagram @atiqahhasilohan mengajak masyarakat yang ingin membantu korban kapal tenggalam di Danau Toba, dapat mengirimkan dana melalui rekening BCA 2721360727.

Mungkinkah terjadi penyalahgunaan hasil dana yang dihimpun Ratna untuk korban kapal tenggelam di Danau Toba? Apakah ada hubungannya antara dana sosial dengan dana yang digunakan untuk biaya operasi plastik Ratna? Jika memang benar demikian, gelar apa lagi yang pantas diberikan kepada Ratna Sarumpaet setelah ratu hoax 2018?

Sampai saat ini belum ada penjelasan dari pihak Ratna maupun kepolisian, tentang keterkaitan rekening yang digunakan untuk biaya operasi plastik Ratna dengan rekening penggalangan dana sosial untuk korban kapal tenggelam di Danau Toba. Mari kita tunggu PPATK beraksi untuk mengusut dugaan penyalahgunaan dana sosial tersebut.*

Penulis adalah Pengamat Politik