Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MPR Kupas Buku Sejarah Kelam G30S Karya Noorca M. Massardi
Oleh : Redaksi
Kamis | 27-09-2018 | 12:04 WIB
buku-sejarah-kelam-norca.jpg Honda-Batam
Penulis Buku Sejarah Kelam G30S, Noorca M. Massardi bersama anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Popong Otje Djundjunan (Ceu Popong). (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) adalah sejarah kelam bangsa Indonesia dimana aksi penculikan disertai pembunuhan enem jenderal TNI AD ditambah satu perwira menengah terjadi dan mengawali perjalanan panjang sejarah Indonesia antara lain PKI dibubarkan dan ditetapkan sebagai organisasi terlarang dan munculnya era orde baru.

 

Banyak sekali penelitian, berbagai kajian sejarah dan penerbitan buku-buku, jurnal-jurnal serta cerita-cerita yang berusaha mengungkap kebenaran peristiwa dalam sejarah kelam bangsa tersebut yang hingga kini masih diselubungi misteri besar terutama soal kudeta. Tema G 30 S/PKI adalah tema cerita yang tidak akan pernah berhenti dikisahkan karena pasti akan bertemu dengan berbagai versi yang berbeda.

Salah satunya munculnya satu buku berjudul "September" sebuah buku dengan mengambil tema sentral seputar G30S/PKI hasil karya Noorca M. Massardi. Buku ini menjadi obyek pembahasan dalam acara diskusi bertajuk "Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat", di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR RI, Gedung Nusantara V, Komplek Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/9).

Diskusi dihadiri Anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Popong Otje Djundjunan (Ceu Popong), Sekretaris Jenderal MPR RI Ma'ruf Cahyono, Kepala Biro Humas Setjen MPR RI Siti Fauziah serta ratusan orang peserta diskusi.

Dalam kesempatan tersebut Noorca menjelaskan bahwa buku tersebut ingin menggambarkan peristiwa G30S/PKI dengan cara di luar pakem, bukan buku sejarah tapi diramu dalam dunia fiksi. Nama-nama karakter-karakter di dalamnya merupakan anagram tokoh-tokoh asli yang terlibat dalam peristiwa 65 tersebut. Namun dikatakan Noorca penulisan buku tersebut melalui proses penelitian, dan kajian yang sangat lama dan panjang.

Ceu Popong dalam kesempatan tersebut melihat bahwa sejarah negeri ini termasuk peristiwa kelam G30S/PKI harus terus diketahui, dibaca oleh masyarakat Indonesia terutama generasi muda namun dengan penelitian yang benar dengan bahasa yang tepat dan mampu dipahami.

Dalam kesempatan yang sama Ma'ruf Cahyono mengatakan bahwa ruang diskusi "Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat" di MPR adalah salah satu upaya dan metode Sosialisasi Empat Pilar MPR yang merupakan tugas MPR sesuai dengan amanah UU. Buku adalah sarana pengetahuan yang di dalamnya mampu meningkatkan kualitas manusia Indonesia sesuai dengan cita-cita bangsa.

"Adapun buku "September" yang dibahas tersebut saya melihat buku yang bagus dengan penulisan yang sangat baik. Saya harap bisa menambah pengetahuan kita dan menjadi inspirasi kita," katanya.

Sumber: RMOL
Editor: Dardani