Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tanpa Narkoba Hidup Jauh Lebih Menarik
Oleh : Redaksi
Sabtu | 22-09-2018 | 17:16 WIB
narkoba-pembunuh.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi narkoba pembunuh generasi muda. (Foto: Ist)

Oleh Dani SN

NARKOBA bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Narkoba adalah sekelompok zat yang dapat memberikan efek adiksi (kecanduan). Sejatinya, narkoba digunakan untuk keperluan medis seperti obat bius dan lain-lain. Namun seiring berjalannya waktu, kini di salahgunakan menjadi obat terlarang, sekarang semua orang dapat dengan mudah mendapatkan obat terlarang ini.

Bahkan ironisnya ada industri yang sengaja memproduksi obat terlarang ini untuk dipasarkan secara bebas, bukan untuk keperluan medis. Penyebaran yang sangat luas akan obat terlarang ini tak seperti mencari sumber kebocoran pada suatu pipa.

Pasalnya, oknum-oknum besar dan juga yang bertanggung jawab akan keamanan suatu negara justru ikut terlibat dalam penyelundupan barang haram ini ke tanah air. Oleh karena itu, pemerintah harus dengan keras dan tegas mencari dan menindak tegas oknum yang bertanggung jawab akan masuknya barang haram ini ke tanah air.

Belakangan ini banyak kita dengar berita di media massa yang menyatakan perang terhadap narkoba. Sebagai generasi muda kita harus mendukung perang terhadap narkoba. Seperti yang kita tahu bahwa bahaya narkoba dapat menghancurkan generasi muda. Peredaran narkoba memang difokuskan pada generasi muda karena generasi muda dinilai masih labil dan mudah sekali dipengaruhi untuk mencoba hal-hal baru. Dengan cap sebagai anak gaul anak muda dengan mudahnya dirayu dan mau memakai narkoba.

Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh sebuah LSM melalaui sebuah wawancara dengan 1000 ABG usia 14-18 tahun, sebanyak 720 ABG mengaku pernah mencoba obat-obatan terlarang seperti pil koplo, ineks, ganja, sabu dll, 97 % mengaku mendapatkan dari teman. Dalam hal ini jelas bahwa lingkungan pergaulan sebagai tempat yang rentan terhadap peredaran narkoba. Bukan hanya obat-obatan terlarang saja yang sering dikonsumsi oleh remaja di Indonesia.

Obat-obatan yang dijual bebas di pasaran juga bisa dan biasa dipakai untuk nge-fly. Harganya tidak terlalu mahal cukup dengan beberapa uang ribuan bisa membuat teler seperti narkoba yang berharga ratusan ribu rupiah. Cocok sekali dengan orang berkantong cekak seperti pelajar. Obat yang biasanya digunakan biasanya obat batuk yang biasa dijual bebas di apotek dan toko obat.

Jadi tidak hanya orang berkantong tebal yang bisa menikmati ini, tetapi juga para pelajar dengan mudah mendapatkannya. Dengan dosis lebih banyak, mereka bisa menikmati obat tersebut layaknya menikmati narkoba. Semakin lama dosis yang digunakan, semakin bertambah karena tubuhnya sudah kebal terhadap takaran obat yang sedikit.

Untuk menghindari keterlibatan kita sebagai generasi muda dengan barang berbahaya ini ada beberapa tips yang bisa dijadikan pedoman untuk membantu pemerintah dalam menuai tuntas masalah ini, antara lain:

Menghindari pergaulan bebas, telah dibuktikan bahwa 97 % anak mengenal narkoba berasal dari teman. Dengan menghindari teman yang tersangkut dalam pergaulan bebas berarti kita menyelamatkan diri kita dari bahaya narkoba. Jangan pernah sekalipun mencoba meski sedikit karena sekali mencoba kita ingin dan ingin mencoba lagi.

Apabila ada teman atau sanak sodara kita yang sudah terlanjur mencoba dan akhirnya kecanduan dengan narkoba. Maka sudah menjadi tugas kita untuk mengingatkan bahaya dan efek samping yang akan ditimbulkan ketika mengkonsumsi narkoba. Serta hati-hati dengan makanan atau jajanan yang diberikan oleh orang yang tidak di kenal secara cuma-cuma kepada kita, karena bisa jadi itu adalah salah satu bentuk penyebar luasan narkoba.

Aktif dalam kegiatan yang positif, sebagai penerus bangsa, kita harus aktif mengikuti kegiatan yang sesuai minat dan bakat yang kita miliki. Contoh, seperti kegiatan olah raga dan musik. Jauh lebih bermanfaat menurut saya di banding harus mengkonsumsi narkoba ataupun obat-obat terlarang lainnya. Dengan ikut aktif dalam kegiatan yang positif, maka sedikit banyak kita terlupa akan rasa ingin mencoba obat-obatan terlalarang itu.

Dekat dengan keluarga, Keluarga adalah tempat kita pulang. Hanya keluarga yang bisa menerima kita dalam keadaan baik atau buruk. Jika kita dekat dengan keluarga kita akan malu untuk melakukan hal-hal yang membuat malu keluarga. Kepada oang tua dan guru diharapkan untuk bisa lebih memberikan perhatian lebih kepada putra-putri dan anak didiknya. Perhatian yang cukup bisa menghindarkan sekaligus menyelamakan generasi muda kita dari bahaya narkoba.

Upaya pemerintah dalam Rehabilitasi merupakan salah satu poin penting dalam menekan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba. Selain dapat memulihkan penyalahguna dengan rangkaian program rehabilitasi dapat mencegah penyalahguna terperosok lebih dalam pada candu narkotika serta mencegah agar meraka tidak kembali menggunakan narkoba.

Pada tahun 2016, BNN telah merehabilitasi 16.185 penyalahguna narkotika, baik di balai rehabilitasi maupun di dalam lembaga pemasyarakatan dan telah memberikan layanan pasca rehabilitasi kepada 9.817 mantan penyalahguna narkotika. Selain meningkatkan fasilitasi lembaga rehabilitasi, BNN juga memaksimalkan jangkauan penyelenggaraan program rehabilitasi dengan memberikan dukungan kepada lembaga rehabilitasi instansi pemerintah dan komponen masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam rangka memenuhi hak penyalahguna narkoba yang sedang dalam proses hukum untuk memperoleh layanan rehabilitasi, pada 2016 BNN telah melaksanakan layanan asesmen terpadu kepada 2.676 orang. Jumlah itu meningkat dua kali lipat atau sekitar 111 persen dari tahun 2015.Melalui rehabilitasi masif tersebut diharapkan para mantan penyalahguna narkotika dapat kembali hidup di tengah-tengah masyarakat secara normatif dan dapat berfungsi secara sosial, serta menekan angka prevalensi penyalahguna narkotika secara signifikan.

Sebagai generasi penerus bangsa marilah kita ikut memerangi narkoba. Nyatakan perang terhadap narkoba. Mari ikut berpartisipasi bersama pemerintah untuk memerangi narkoba. Semua itu dimulai dari diri kita sendiri dan kita tularkan kepada teman-teman di sekitar kita. Kesadaran kita untuk tidak menggunakan narkoba banyak membantu pemerintah dalam peredaran narkoba yang sulit dibasmi hingga saat ini.*

Penulis adalah Anggota LDII Kabupaten Bandung Barat