Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BATAMTODAY.COM Meliput Pembukaan Asian Games 2018 Jakarta
Oleh : Saibansah
Rabu | 22-08-2018 | 21:10 WIB
liput-asian-games1.jpg Honda-Batam
Wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah dan Fredy saat meliput Asian Games di Jakarta. (Foto: Ist)

BANGGA. Itulah satu kata untuk menggambarkan kesempatan yang diberikan kepada wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah dan Fredy, meliput pembukaan Asian Games 2018 yang spektakuler di GOR GBK Jakarta. Bagaimana getaran yang terasa di dalam gedung bersejarah itu? Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM Saibansah.

Tidak semua wartawan berkesempatan duduk di barisan bangku VIP Gedung Olah Raga (GOR) Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Apalagi, di momentum bersejarah, pembukaan Asian Games ke-18, yang digelar tanggal 18, tepat pada bulan 8 dan tahun 2018. Praktis, Asian Games yang mengusung tagline 'Energy of Asia' itu terangkai menjadi angka cantik, 18-8-18. Ya, Asian Games 18-8-18 Jakarta-Palembang 'Energy of Asia'!

Lebih beruntung lagi, saya duduk di kursi nomor 23-001 pada baris 23 dan melalui pintu 44 pada zona 12, dan masuk katagori VIP. Dari posisi kursi ini, dapat dengan leluasa memandang senyum Presiden Joko Widodo yang duduk balkon bersanding mesra dengan Iriana Joko Widodo. Serta para duta besar dari negara-negara peserta Asian Games. Jarak kami tidak lebih dari seperlemparan batu.

Di barisan depan kursi saya, duduk istri Gubernur Sumatera Selatan, Alex Nurdin, bersama dengan putra dan istrinya. Belum lama duduk, masuklah Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahudin Uno. Karuan saja, begitu masuk melewati lorong kursi, Sandi langsung dihadang oleh ibu-ibu untuk berfoto selfie. Ternyata tak hanya emak-emak saja yang berebut swafoto dengan Sandi, bapak-bapak juga.

Setelah langit Jakarta mulai gelap, rangkaian hiburan off-air dihentikan. Ronal Surapradja dan Tike Priatnakusumah yang memandu acara off-air telah berhasil menghangatkan suasana. Juga, mengajari sekitar 50 ribu orang pengunjung GBK untuk menghitung mundur pembukaan Asian Games dan gerakan-gerakan menyalakan replika obor Asian Games.

"Kita bangga kedatangan tamu-tamu istimewa dari 45 negara. Dalam Asian Games 2018, kita bangsa-bangsa se-Asia ingin menunjukkan bahwa kita bersaudara, kita bersatu, kita ingin meraih prestasi." Begitu kata Presiden Jokowi saat membuka ajang pesta olahraga 4 tahunan itu.

Sebelumnya, dari dua screen raksasa yang terpasang di sebelah kiri dan kanan, tampak rangkaian gambar-gambar perjalanan sejarah Asian Games di Jakarta tahun 1962. Lengkap dengan suara Bung Karno yang berwibawa dengan intonasi suaranya yang tegas. Kontan saja, menyebar aura kebanggaan bangsa Indonesia yang di kala itu sedang terpuruk ekonominya, tapi sukses menjadi tuan rumah Asian Games.

Apalagi, Asian Games kedua di Indonesia ini juga digelar di tempat yang sama, gedung yang sama dan dihadiri langsung oleh putri bungsu kesayangan Bung Karno, Megawati Soekarnoputri. Maka, semakin kuatlah terasa aura gelora spirit Bung Karno di GOR Gelora Bung Karno malam itu.

Apalagi, Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 atau INASGOC (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee), Erick Thohir, menyampaikan pidatonya singkat, padat dengan pemilihan diksi yang tepat. Menjadikan suasana malam pembukaan Asian Games yang cerah itu semakin menggelorakan spirit 'Energy of Asia'.

Simak saja berikut ini pidato Erick Thohir.

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!

Welcome to the house of diversity!

Allah Subhana Wa Taala menganugerahkan kekayaan kepada Indonesia 17 ribu lebih pulau dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, 263 juta populasi yang terdiri dari 300 etnis berbicara dalam 700 bahasa etnis dan berbagai agama.

Indonesia ingin memberikan contoh, bagaimana negeri dengan umat Islam terbesar di dunia, kehidupan sosial rakyatnya hidup damai dalam harmonis. Kehidupan damai ini tercipta karena bangsa Indonesia diikat oleh satu nilai kebangsaan yang sama,kami menyebutnya Bineka Tunggal Ika atau Unity in Diversity Welcome to Indonesia, the energy of Asia!

Indonesia percaya, Asia adalah sebuah benua menakjubkan dan sebagai the Land of Diversity. Asia memiliki jumlah suku-etnis terbanyak di dunia. Keragaman demografi telah menjadikan masyarakat Asia menjadi sangat dinamis dan kompetitif.

Menyebut Asia, artinya pada saat yang sama juga menyebut keragaman bangsa bangsa di dalamnya. Karena itu sejatinya bangsa Asia lebih mencintai harmoni dan kedamaian dalam kehidupan sosial mereka.

Hadirin sekalian yang saya muliakan, untuk itulah kita semua hadir di sini, untuk merayakan keragaman kita, untuk merayakan perbedaan kita, untuk merayakan kemanusiaan kita, Untuk saling menularkan energi dari bangsa-bangsa yang beragam menjadi satu kesatuan satu harmoni.....the energy of Asia.

Kepada seluruh kontingen atlet dan seluruh pihak yang terlibat, Rakyat Indonesia bangga menyambut kedatangan saudara-saudara sekalian sebagai 'Pahlawan sejati Asia'.....'Heroes of Asia'.

Marilah kita bertanding dengan nilai-nilai sportifitas untuk menjadi yang terbaik sehingga di kenang di masa mendatang.

Dari Stadion Gelora Bung Karno, kami mengajak seluruh bangsa Asia, jadilah inspirasi dunia. Bersama semangat Asian Games ke-18 Jakarta - Palembang kita songsong masa depan Asia yang sentosa dan beradab, dengan semangat the Energy of Asia kita ciptakan dunia yang damai.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Begitu selesai rangkaian seremonial sambutan-sambutan, ribuan pengunjung GBK langsung dihentak oleh tarian kolosal yang kompak dengan taburan tata cahaya yang spektakuler. Lengkap dengan defile sebagian dari 17 ribu atlet dari 45 negara.

Lebih spektakuler lagi, saat ribuan saksi sejarah perjalanan olahraga bangsa Indonesia di GOR GBK disajikan video perjalanan Presiden Jokowi dari Istana Bogor menaiki motor. Tak henti-hentinya tepuk tangan dan teriakan panjang para pengunjung. Malam itu, GOR GBK benar-benar pecah!

Namun, ada satu lagi yang saya rasakan saat berada di GOR GBK malam itu. Rasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Yaitu, getaran saat Tulus memimpin ribuan pengunjung menyanyikan lagu kebangksaan 'Indonesia Raya'. Getar hebat di dada itu dipadu dengan pasukan pengibar bendera yang tegap mengantarkan sang merah putih berbikar di langit Jakarta. Tak heran jika tidak sedikit dari pengunjung yang tak kuasa menahan linangan air mata.

Sungguh, hadir dan menyaksikan langsung pembukaan Asian Games di GOR GBK malam itu, menjadi anugerah terindah sepanjang karir perjalanan jurnalistik saya. Untuk itu, ada sosok yang layak mendapat ucapan terima kasih saya dan wartawan lain dari seluruh Indonesia, yaitu Ketua SIWO (Seksi Wartawan Olahraga) PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pusat, Raja Pane.

Terima kasih Bang Raja!