Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gamelan Pusaka Sekaten Disiarkan Radio Streaming
Oleh : Redaksi/Tempo.Co
Selasa | 31-01-2012 | 12:50 WIB

YOGYAKARTA, batamtoday - Alunan dua gamelan pusaka Keraton Yogyakarta, yakni Kiai Guntur Madu dan Kiai Nogo Wilogo yang ada di Masjid Gede Kauman, dapat didengarkan dari berbagai penjuru dunia melalui teknologi radio streaming. Penggagas dan pembuat teknologi live streaming via radio gamelan dengan alamat situs http://sekaten.jogja.in, Johan Salim, mengatakan alunan yang keluar dari gamelan menjadi spirit harmonisasi tradisi khas Yogyakarta. 

"Tradisi ini perlu disebarluaskan pada publik di mana pun berada," kata Johan yang menjabat Direktur Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, pada Senin, 30 Januari 2012. Ia berharap streaming itu mampu menembus batas-batas kewilayahan dan disimak warga dunia agar makin mengenalkan khazanah budaya Yogyakarta. 

Live lewat radio streaming itu dilakukan pada pukul 19.30 hingga 23.30 WIB melalui siaran ulang. Tetabuhan gamelan itu menjadi puncak perayaan tradisi Pasar Malam Sekaten yang telah dilangsungkan kurang lebih sebulan ini di Alun-Alun Utara Yogyakarta, demikian seperti ditulis Tempo.co. 

Dua gamelan pusaka keraton itu sebelumnya telah dipindahkan dari Keraton Yogyakarta ke Masjid Gede Kauman pada Minggu, 29 Januari 2012 malam, dalam rangka memperingati datangnya Maulid Nabi Muhammad SAW pada 4 Februari mendatang. Selama sepekan, gamelan itu akan ditabuh secara bergantian dalam rentang waktu pagi pukul 08.00-12.00 WIB, siang pukul 14.00-16.00, dan malam pukul 20.00-24.00. 

Pemerintah Kabupaten Bantul melalui kantor Pengolahan Data Telematika menyediakan server sebagai sarana untuk menyiarkannya secara online. "Untuk pertama kalinya suara tetabuhan gamelan pusaka tersebut menggema di seluruh penjuru dunia melalui akses Internet dengan cara radio streaming," kata koordinator kegiatan Radio Streaming Gamelan Sekaten 2012, Widihasto Wasana Putra. 

Radio streaming gamelan sekaten ini, kata Hasto, juga menjadi rangkaian peringatan seabad Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang puncaknya berlangsung pada 12 April 2012.