Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Daya Saing dan Momentum Jadi Alasan

Dahlan Iskan: Pengusaha Manja Selalu Tolak Capping
Oleh : Taufik/Tunggul Naibaho
Sabtu | 15-01-2011 | 21:51 WIB

Jakarta, batamtoday - Pengusaha besar yang menolak pencabutan pembatasan atau "capping" kenaikan tarif dasar listrik maksimal 18 persen, sebagai sikap terlalu manja. Pengusaha demikian hanya ingin perusahaanya sendiri yang hidup dan membiarkan industri listrik kesulitan.

Demikian disampaikan Dirut PLN Dahlan Iskan dalam rilisnya di Jakarta, Sabtu 15 Januari 2011.

"Mereka hanya mau industrinya saja yang hidup dan membiarkan industri listrik kesulitan. Mereka minta terus dimanjakan dan dininabobokan," kata Dahlan.

Sementara, lanjutnya, industri lain yang sejenis dan jumlahnya lebih banyak, selama ini sudah membayar listrik dengan tarif yang normal atau tidak mendapat keistimewaan pembatasan (capping).

Dahlan mempertanyakan alasan klasik para pengusaha manja bahwa daya saing mereka akan turun jika kebijakan capping dicabut.

"Mengapa industri sejenis yang sudah membayar listrik dengan normal, kenyataannya selama ini tidak kalah bersaing," ujarnya. Dahlan menegaskan, kalau kemanjaan pengusaha itu tidak dilawan, maka bangsa Indonesia tidak akan maju.

Menurut Dahlan, dengan terus mempertahankan kebijakan capping maka industri listrik menjadi tidak akan berkembang dan pada akhirnya keseluruhan perekonomian mengalami kesulitan.

Dahlan malah menduga, daya saing ekonomi Indonesia menjadi tidak bagus, justru karena sikap mental manja pengusaha jenis itu. Karenanya, ia mengatakan, jika persoalan seperti "capping" itu tidak diselesaikan, maka akan terus menimbulkan penyakit yang parah di masa depan.

Dahlan juga mempertanyakan alasan pengusaha yang mengtakan momentum pencabutan "capping" tidak tepat. Alasan mereka itu sudah kuno, cetus Dahlan.

Menjelang puasa, kata dahlan, mereka bilang momentumnya tidak tepat, menjelang tahun ajaran baru juga tidak tepat. Demikian pula, menjelang tahun baru, musim hujan, dan musim kemarau, selalu dikatakan momentumnya tidak tepat.

"Mungkin menjelang ulang tahun mereka pun akan mereka katakan momentumnya tidak tepat," katanya. Bahkan, lanjut Dahlan, ada yang mengkaitkannya dengan harga cabai.

"Mengkaitkan harga cabai dengan listrik ini sama sekali tidak logis," ujarnya.

Dahlan juga mengaku tidak mengerti, ketika pelayanan listrik masih buruk, pelayanan yang dipersoalkan. Tapi, ketika pelayanan sudah membaik, mereka persoalkan yang lain lagi," ujarnya.

Sekarang ini, ia mengatakan, PLN sudah memberikan pelayanan listrik terbaik kepada pengusaha di Jawa. Berapa pun besar daya yang diminta, kami akan layani dengan cepat," ujarnya.