Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buntut Putusan MK yang Melarang Pengurus Parpol Nyaleg di DPD RI

Kader Hanura Ancam Mundur Ramai-ramai, JIka OSO Mundur dari Ketua Umum Hanura
Oleh : Irawan
Kamis | 26-07-2018 | 08:40 WIB
hanura_oso_mk1.jpg Honda-Batam
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang bersama Ketua DPD Hanura

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) yang juga Ketua DPD RI mengungkapkan keinginannya untuk masih tetap bisa menjadi anggota DPD RI dan maju sebagai calon anggota DPD RI di Pemilu 2019. Namun, kader-kader Hanura mengancam mundur dari partai bila OSO memutuskan melepas posisi ketua umum.

"Kalau saya ingin meneruskan perjuangan kepentingan daerah karena daerah ini membutuhkan satu konsentrasi bersama-sama orang daerah seperti apa yang sudah kita jalankan sekarang. Banyak hal yang dicapai daerah, ini meningkat ya," kata OSO di Jalan Karang Asem Utara, Kuningan,Jakarta Selatan, Rabu (27/7/2018).

Namun OSO masih mempertimbangkan keinginan tersebut karena elite Hanura tak mau ditinggalkannya. Selain itu, dia masih menunggu rapat DPR-MPR yang masih membahas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal senator yang tak boleh berasal dari pengurus parpol.

"Anda lihat sendiri, saya memang sederhana saja karena tugas saya belum selesai (di DPD RI). Perjuangan DPD sangat dibutuhkan oleh daerah-daerah. Kedua, partai bukan hanya saya sendiri, banyak teman saya yang punya kemampuan untuk memimpin. Cuma hampir seluruh daerah (DPD Hanura) tadi tidak memberikan (izin) saya mundur, itu masalahnya," ungkap OSO yang mengumpulkan seluruh Ketua DPD Hanura di Jakarta..

Ancaman mundur dari elite Hanura itu pun membuatnya terpakas menskors Rapat Koordonasi DPP dan DPD membahas putusan MK, Rabu (25/7/2018) malam diskors hingga Kamis (26/7/2018) siang. Selain itu juga OSO menunggu hasil rapat DPR yang membahas masalah pelarangan pengurus partai politik mencalonkan diri sebagai anggota DPD R.

Namun, OSO mengaku siap melepaskan posisi Ketua Umum Hanura, mundur dari pencalegan di DPR atau mempertahkan kedua-dua. Namun, kader Hanura yang mencalonkan anggota DPD RI bisa pindah mencalegkan ke DPR.

Namun, dia memastikan andaikata dia mundur dari ketua umum Hanura, Hanura akan tetap mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019.

"Hanura solid mendukung Jokowi sebagai presiden. Solid. Saya ada, saya mati besok pun Hanura tetap mendukung Jokowi," kata OSO.

Tunggu putusan DPR
Sementara itu, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menskors Rapat Koordinasi DPP dan DPD membahas putusan MK mengenai pelarangan pengurus parpol menjadi caleg DPD RI hingga Kamis (26/7/2018). OSo mengaku menunggu hasil keputusan rapat DPR mengenai hal ini.

"Pimpinan DPD seluruh Indonesia, berhubung sedang dibahas DPR hari ini, berarti rapat saya skors sampai besok. Jadi itu saya skors sampai besok (Kamis, 26/7/2018) nunggu keputusan DPR dan MPR," ujar OSO.

OSO menskors rapat tersebut karena DPR dan MPR masih membahas keputusan Mahkamah Konstitusi terkait larangan calon senator tergabung menjadi pengurus parpol. Tidak ingin gegabah, OSO memilih menggelar rapat kembali besok untuk memutuskan apakah dia tetap menjadi Ketum Hanura atau memilih di DPD RI.

"Ya karena ini kan ada pembicaraan yang belum putus terutama mengenai pencalegan karena sikap MK dan sikap KPU juga belum ada kejelasan. Maka tentunya kita akan bersabar nunggu juga ada rencana DPR juga akan mengambil sikap, DPR juga begitu, apalagi DPD yang terlibat soal ini," ujarnya.

Dalam rapat itu, elite Hanura yang berasal dari daerah-daerah pun tidak setuju OSO mengundurkan diri dari kepengurusan Hanura. Bahkan elite partai di daerah pun mengancam akan mengundurkan diri jika OSO mundur dari Ketum Hanura.

"Mungkin selama ini kita sudah bersama-sama memperjuangkan kepentingan partai ini sehingga hampir 34 DPD ini menolak untuk saya mengundurkan diri. Jadi ya saya mikir lagilah," kata OSO.

Editor: Surya