Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPD RI Minta Pembangunan Dermaga Utara Batu Ampar Terus Digesa
Oleh : Irawan
Minggu | 04-02-2018 | 17:00 WIB
batuampar_batam.jpg Honda-Batam
Pelabuhan Batu Ampar Batam (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pembangunan pelabuhan dermaga utara Batu Ampar harus terus digesa sesuai dengan rencana menjadi pelabuhan HUB Nusantara di sisi barat NKRI.

"Pembangunan pelabuhan dermaga utara di Batu Ampar hingga saat ini harus terus digesa," kata Anggota DPD RI Djasarmen Purba, Minggu (4/2/2018).

Menurutnya, kebutuhan invetasi untuk pembangunan pelabuhan dermaga utara Batu Ampar ini diprediksi mencapai USD 250 juta, dapat diselesaikan melalui pola BOO, BOT atau KSO.

"Hal ini untuk merelealisasikan visi pelabuhan Laut Batam menjadi gate way, Hub dan transhipment dunia," katanya.

Ke depan, beberapa pelabuhan pengumpul di area Sumatera akan mengumpan ke Batu Ampar Batam, di mana Batu Ampar menjadi pelabuhan HUB Nusantara di sisi barat NKRI.

Sementara, terminal pelabuhan selatan dapat di revitalisasi menjadi hub small atau medium vessel, kapal loose cargo, penumpang, dan kapal ikan, kapal karantina, dan lain sebagainnya.

Sehingga tetap memberikan return bisnis yang layak bagi Batam tanpa menghabiskan invetasi baru yang lumayan besar.

Karena itu, BP Batam seharusnya memainkan peranan dalam hal sebagai regulator berbanding operator. Prioritas utama adalah menggait investor, membantu insentif dan stimulant industri pelabuhan, koordinasi dan singkronisasi berbagai stake holder nasional yang memiliki share usaha dalam bidang pelabuhanseperti pelindo, PT. Persero, kantor pelabuhan Laut Kemenhub, Investor, asoiasisi pemilik kapal dan pelayaran.

"Target kondisi existing saat ini seharunya dapat ditingkat menjadi 2 juta TEUS pertahunnya," ujar Djasarmen.

Ia menambahkan, saat in kontribusi sektor maritim di Provinsi Kepulauan Riau masih sangat lemah dan, paling lemah diantara Negara besar di ASEAN dan Asia.

Hal ini terlihat dari kontribusi yang dihasilkan 11 persen bahkan Batam bahkan hanya mampu menggarap sekitar 1 % (600 Ribu TEUS) dan Indonesia bahkan hanya sekitar 7 % dari pangsa pasar pelayaran di selat malaka yang diprediksi hampir 110 juta TEUS pertahunnya.

Belum lagi potensi kapal penumpang, kapal LNG dan Bulk Carier, Tug Boat, kapal ikan, kapal karantina hidup dan lain sebagainya.

Editor: Surya