Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hijrah dan Pembangunan Bangsa
Oleh : Redaksi
Senin | 12-12-2011 | 17:16 WIB

oleh : Herlini Amran*

SEIRING dengan datangnya Tahun Baru Hijriah 1433, semestinyalah kita menjadikannya sebagai momentum untuk memperbaharui semangat, pengorbanan dan kontribusi kita di dalam pembangunan bangsa. Hal ini menjadi penting dalam rangka mencapai tujuan berbangsa dan bernegara yakni mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Pembelajaran hijrah sesungguhnya merupakan penelusuran fakta sejarah yang dilakukan Rasulullah saw bersama para sahabatnya dari Kota Mekah menuju Madinah. Hal ini dilandasi oleh Hadits Bukhari dari Ibnu Abbas ra “Sesungguhnya Nabi saw bersabta tiidak ada hijrah setelah futuh Mekah akan tetapi hijrah dengan jihad dan niat, apabila kalian dituntut untuk pergi, pergilah kalian. Begitu juga secara bahasa hijrah juga dimaknai sebagai perginya kaum dari satu wilayah ke wilayah lain sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Muhajirin dari Mekah menuju Madinah.

Hijrahnya Rasulullah dan para sahabat telah memberikan arti penting bagi sejarah peradaban dunia. Pembelajaran yang begitu bermakna ketika Rasulullah saw dan sahabat sudah mendiami lokasi hijrah Madinah. Disinilah Rasulullah saw memberikan memberikan contoh bagaimana cara mengelola masyarakat untuk membangun peradaban baru masyarakat madani.

Pertama, masjid dijadikan sebagai pusat aktivitas kemakmuran masyarakat. Masjid sebagai sentra aktivitas ternyata telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan masyarakat tidak hanya disekitarnya namun mencakup wilayahnya. Karena berbagai aktivitas terkoordinasikan melalui masjid baik aktivitas ekonomi, sosial, maupun pendidikan, dll.

Kedua, perhatian yang besar terhadap SDM. Semua aktivitas yang begitu dinamis dan kompleks begitu terkoordinasikan dengan baik. Karena memang Rasulullah adalah orang yang sangat memahami kapasitas para sabahat. Dengan adanya SDM yang berkualitas seperti: Abu Bakar Ash Siddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, dll Madinah menjadi semakin maju dan berkembang. Berbagai aktivitas termasuk prekonomian terus mengeliat di Madinah.

Berkaca dari apa yang telah dilakukan di era madinah, maka di era modern sekarang pun, kemajuan yang diraih bangsa-bangsa di dunia juga berkat SDM-nya. Salah satunya bisa kita bisa berkaca ke Singapura karena negara ini memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap pengembangan SDM. Coba kita simak apa yang dikatakan Prof. Goh Chor Boon Wakil Direktur Natioanl Institute for Education (NIE) salah satu lembaga pendidikan pemerintah terbesar di Singapura, “Kami tidak punya sumber daya alam, kami tidak punya tambang, kami hanya punya human resources. Kalau kami tidak punya pendidikan yang baik, maka kami tidak akan bertahan.”

Jadi, kalau negara dan daerah kita ingin maju, komitmen pengembangan SDM ditingkatkan. Apalagi untuk daerah, tentunya komitmen ini harus dimenjadi dasar bagi pengambil kebijakan. Dengan demikian, untuk memajukan daerah, kita perlu terus mendorong pemerintah daerah untuk memberikan dukungan pada SDM daerah yang berminat dan mempunyai kemampuan serta prestasi untuk menuntut ilmu yang dikemudian hari harus dikontribusikan bagi daerahnya.

Sebagai anak bangsa kita memang bangga atas melimpahnya kekayaan kita baik yang ada di daratan, di lautan maupun di udaranya. Namun kita juga merasa prihatin, karena kekayaan yang begitu besar belum mampu menjadikan bangsa ini menjadi maju, bermartabat dan sejahtera. Hal ini terlihat dari masih banyaknya jumlah masyarakat yang belum mendapat akses dalam hal ekonomi, sosial dan kesehatan. Terbukti turunnya peringkat Index Pembangun Manusia (IPM) Indonesia dari 108 menjadi 124. Walaupun secara angka naik, namun pringkat kita turun karena negara-negara lain kemajuanya lebih pesat dari kita.

Ketiga, perlu memperkuat soliditas di tengah masyarakat. Soliditas masyarakat dapat dilihat dari adanya kesamaan visi, semangat dan pengorbanan di dalam memajukan bangsa dan daerah. Sehingga diantara masyarakat akan bahu membahu untuk menjawab berbagai tantangan.

Semakin solit masyarakatnya maka akan semakin tinggi pula tingkat partisipasinya di dalam pembangunan.

Keempat, adanya sistem hukum yang diakui oleh semua pihak. Piagam madinah telah berhasil mempersatukan seluruh suku dan agama yang ada hidup di Yatsrib (sekarang Madinah). Melalui Piagam madinah setiap suku dan agama mampu menunjukkan adanya tolong menolong dan saling bahu membahu membangun madinah.

Sejarah peradaban hijrah yang telah ditorehkan bisa jadi berulang. Oleh karena itu berbagai pembelajaran dari hijrah ini sangat penting bagi kita khususnya di dalam upaya pembangunan bangsa. Dengan kondisi Indonesia yang kaya dan beraneka ragam kekayaan alam, kekayaan sumberdaya manusia, keanekaragaman hayati, keanekaragaman budaya, dll sangat diperlukan sikap dan tindakan saling tolong menolong dan bahu membahu sehingga menghasilkan kemampuan dan energi besar untuk mengkoordinasikan, menata dan mengelola kekayaan yang begitu besar ini.

Bagi orang-orang yang berhijrah sungguh Allah telah memberikan jaminan terhadap rezkinya sebagaimana termaktup dalam Firman-Nya “Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak….”. Jadi ketika kita sudah memantapkan hati dan jiwa kita untuk hijrah kesuatu daerah kita harus yakin akan bisa sukses. Tentu keyakinan ini harus diiringi dengan berbagai bekal dan persiapan. Salah satu bekal dan persiapan itu adalah ilmu baik ilmu yang diperoleh dari pendidikan formal maupun dari pengalaman. Kombinasi keduanya akan semakin memberikan keyakinan untuk bisa sukses.

Bayangkan kalau hijrah ini bisa dilakukan oleh para pejabat publik. Betapa dahsyatnya perubahan yang akan terjadi. Kita tentu yakin hal ini bisa dilakukan karena hijrah pada dasarnya merupakan fitrah manusia yang cenderung kepada kebenaran, kejujuran dan keadilan. Jadi momentum hijrah kali ini mari kita jadikan sebagai awal kebangkitan SDM untuk mewujudkan masyarakat yang maju, bermartabat dan sejahtera. Semoga esensi hijrah saat ini mampu menghadirkan hijrah secara substansi sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Wallahu a’lam bish showab.

 

*Penulis adalah anggota Komisi IX DPR RI Dapil Kepulauan Riau.