Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nama Mustofa Tak Diusulkan Nurdin ke DPRD, Demokrat dan PPP Merasa Dipermainkan
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 04-12-2017 | 18:02 WIB
Mustofa-Widjaja1.jpg Honda-Batam
Mantan Kepala Badan Pengusaha (BP) Batam, Mustofa Widjaya. (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dua partai politik (parpol) pengusung pasangan M. Sani-Nurdin Basirun, Demokrat dan PPP, merasa dipermainan Gubernur Kepri Nurdin Basirun. Karena hingga saat ini tak kunjung mengajukan nama Cawagub Mustofa Widjaya ke DPRD Kepri.

Sekretaris DPD Partai Demokrat, Husnizar Hood mengatakan, Gubernur Nurdin Basirun sebenarnya, memang tidak menginginkan ada Wagub Kepri, hingga membuat sejumlah alasan dan alibi dan pembahasan serta pengajuan yang dilakukan dengan 3 Parpol menjadi tidak ada guna.

"Kalau ndak, ada seribu jalan, kalau tak ndak ada seribu cara," tegas Husnizar, Senin (4/12/2017) menyinggung ketidakinginan Nurdin adanya Wagub Kepri.

Mengenai pernyataan Nurdin yang mengatakan, jika mau ada Wakil Gubernur, parpol pengusung harus mengikuti keinginanya untuk memilih calon pasangan dan pembantunya, Husnizar menjawab, pemilihan Wagub Kepri tidak seperti mencari isteri sebagaimana yang dikatakan Nurdin.

"Ini pemerintahan, bukan percintaan, kalau mau cari isteri, tentu bercinta dulu. Tapi ini bukan mencari isteri, tetapi Wakil Gubernur yang akan membantunya menjalankan roda pemerintahan," tegas Husnizar.

Husnizar mengatakan, sebagai parpol pengusung yang mengharapkan efektifnya kinerja Gubernur, pihaknya sudah berusaha dengan parpol lain, mengirimkan satu nama Cawagub pengganti agar diteruskan Nurdin ke DPRD Kepri.

Namun kenyataanya, hingga saat ini Gubernur Nurdin tidak kunjung meneruskan nama Mustafa Widjaya yang disusung Demokrat dan PPP, serta PKB tersebut ke DPRD.

"Kami sudah mengajukan nama Cawagub pengganti ke Gubernur, tetapi Gubernur yang tidak meneruskan ke DPRD," tegasnya.

Ditambahkan Husnizar, pengajuan nama Cawagub Mustafa Widjaya yang diusulkan, tidak dikirimkan tanpa ada surat dari Gubernur yang meminta ke parpol mengisi dan mengajukan nama Cawagub Kepri.

"Surat usulan Cawagub yang kami sampaikan ke dia (Gubernur-red) diawali dari surat Gubernur ke Partai, minta mengisi nama. Kita menjawab dan ajukan nama, tapi kok dia tidak meneruskan nama itu ke DPRD. Mengapa?" ujar Husnizar bertanya.

Di tempat terpisah, anggota DPRD Kepri dari Partai PPP, Sarafuddin Aluan, mengatakan Nurdin sengaja mempermainkan parpol pengusung dan tidak menginginkan adanya Wakil Gubernur Kepri.

Karena, tambah dia, dalam beberapa kali pertemuan PPP, Gerindra dan PKB serta Demokrat, pada pembicaraan nama Wagub pengganti Agus Wibowo. Dari tiga nama yang diajukan parpol pengusung, justru Nurdin menyetujui pengajuan Mustafa Widjaya. Dan saat itu, tidak pernah menyatakan Nama Cawagub pilihanya.

Jadi, tambah Sarafudin, kalau Nurdin mengatakan jika ingin ada Wagub, Parpol pengusung harus mengikuti pilihanya, dengan alasan dia yang bekerja dan yang mempuanyai pasangan, Sarafuddin mengatakan boleh-boleh saja berkata demikian kalau sudah selesai, atau dikatakan di awal.

"Tapi kenyataanya, dalam pertemuan yang kami lakukan, saya, Pak Syahrul, Basit, dari ketika nama yang diajukan, beliau (Nurdin-red) tidak ada mengomong seperti itu. Dan pada saat itu, yang disepakati adalah nama Mustofa Widjaya," sebut Sarafudin.

Di pertemuan itu, tambah kader PPP ini, Nurdin juga sempat melakukan komunikasi dengan Mustafa Widjaya melalui telephon agar dibantu saat maju. Saat itu Nurdin mengatakan agar Mustafa Wijaya dapat membantunya kalau terpilih sebagai Wakil Gubernur.

"Saya saksi dan yang melihat dan mendengar, Nurdin meminta pada Mustafa Widjaya agar membantunya kalau Pak Mustafa terpilih sebagai Wagub," sebut Sarafudin.

Mengenai Rini Fitrianti yang dikatakan Nurdin menjadi pilihanya, saat pertemuan itu, tambah Sarafudin, Nurdin sendiri yang mengatakan, kalau Rini Fitrianti telalu lemah, dan belum punya pengalaman, hingga gampang dipengaruhi orang lain.

Sarafudin juga mengatakan, dengan sikap Nurdin yang plin-plan dan tidak mempunyai pendirian, semakin menambah keyakinan Sarafudim, kalau Nurdin memang tidak mennginginkan adanya Wakil Gubernur.

"Dari awal sebenarnya saya sudah lihat gelagatnya. Iya memang beliau (Nurdin-red) tidak menginginkan ada wakil," sebutnya.

Harusnya, tambah Sarfaduin, kalau memang Nurdin tidak menginginkan tidak mau ada wakil hendaknya dikatakan dengan terus terang, sehingga tidak menghabiskan energi dan mempermainkan orang atau parpol pengusung.

"Kalau tidak menginginkan ada wakil, harusnya dikatakan dengan jujur dari awal, jangan mempermainakan orang dan sesama partai pengusung," tegas Sarafudin.

Editor: Dardani