Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kunjungan Paus Fransiskus Berakhir di Asia Usai Bertemu Rohingya
Oleh : Redaksi
Sabtu | 02-12-2017 | 19:28 WIB
paus-bertemu-rohingya.jpg Honda-Batam
Paus Fransiskus ketika bertemu dengan pengungsi Rohingya di Bangladesh. (AFP PHOTO / Vincenzo PINTO)

BATAMTODAY.COM, Bangladesh - Paus Fransiskus mengakhiri perjalanannya di Asia pada Sabtu (2/12) setelah menemui pengungsi Rohingya di Bangladesh, dalam perjumpaan yang dianggap sebagai simbol solidaritas.

Di hari terakhirnya di Bangladesh, Paus juga bertemu para pelajar dan mengunjungi rumah sakit yang dikelola ordo Bunda Teresa di kota Dhaka.

Paus Fransiskus yang dikenal sering menyuarakan keberpihakan bagi para pengungsi, berulang kali melontarkan dukungan untuk Rohingnya dan menyebut mereka sebagai "saudara".

Dalam kunjungan selama empat hari di Myanmar yang pertama ke negara tersebut untuk keuskupan Vatikan, Paus yang biasa berbicara blak-blakan tersebut, menghindari satu pun rujukan pada Rohingnya di depan umum dan meminta para pemimpin umat Budha di sana untuk mengatasi permasalahan "kebencian dan prasangka."

Namun sesampainya di Bangladesh, Paus menghadapi isu ini dengan bertemu sekelompok pengungsi Rohingya di Dhaka, termasuk di antaranya bocah perempuan 12 tahun yang kehilangan seluruh keluarganya.

"Tragedimu sangat berat, sangat hebat, tapi ini semua memiliki tempat di hati kami," ujar Paus Fransiskus.

"Di dalam nama seluruh orang yang telah mengejar-ngejar Anda, melukai Anda, pada wajah dunia yang mengabaikan Anda, saya meminta pengampunan."

Ketika bertemu para pengungsi, Paus mengucapkan kata Rohingya untuk kali pertama. Sebelumnya ia menerima nasihat dari keuskupan Yangon bahwa menyebut kata Rohingya di Myanmar bisa menaikkan tensi.

Kata tersebut punya makna politik yang sangat sensitif di negara yang penganut Budhanya menjadi mayoritas itu karena mereka tidak menganggap Rohingya sebagai etnis khusus, tapi pendatang dari Bangladesh.

Paus sendiri menerima kritik dari aktivis hak asasi manusia karena tidak secara terbuka menghadapi isu soal Rohingya ketika berada di Myanmar, meski pejabat Vatican menyatakan bahwa Paus telah melakukannya dalam pertemuan tertutp dengan pemimpin-pemimpin Myanmar.

Hanya beberapa jam setelah mendarat di Bangladesh, Paus juga meminta dunia internasional melakukan aksi tegas untuk mengakhiri krisis tersebut.

Pada Sabtu ini, Paus bertemu dengan pasien-pasien yang dirawat oleh suster-suster Katolik di ibu kota Bangladesh.

Sekitar 150 pasien saat ini dirawat di Rumah Bunda Teresa, dengan salah satunya adalah Ananda Hira, pasien penderita sakit ginjal yang menerima perawatan cuci darah karena ayahnya tak mampu membayar.

"Saya yakin jika Paus menyentuh kepala saya dan berdoa untuk saya, maka saya akan sembuh," ujarnya. "Tuhan mendengarkan doa-doanya."

Pada Sabtu sore ini Paus kembali ke Roma setelah menggelar pertemuan terbuka di Bangladesh dan Myanmar, dua negara dengan populasi Katolik yang kecil.

Sumber: CNN
Editor: Udin