Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masyarakat Kampung Belak Bintan Rindukan Jembatan yang Layak
Oleh : Syajarul Rusydy
Kamis | 30-11-2017 | 16:02 WIB
jembatan-bintan1.gif Honda-Batam
Dua siswa sedang melintas di jembatan Kampung Belak Bintan. (Foto: Syajarul)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Warga Kampung Belak, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan sangat menginginkan jembatan yang layak. Sehingga tidak perlu basah-basahan ketika dilalui, terlebih saat air laut mulai pasang tinggi.

Selama puluhan tahun, kampung yang dihuni sebanyak 64 Kartu Keluarga (KK) 200-an jiwa itu, terkesan tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah. Dapat dilihat dari rumah-rumah warga yang berada di sekitar, serta akses jalan, masih berlapis tanah timbunan padat.

Warga sekitar, Sunardi kepada BATAMTODAY.COM menyampaikan selama dirinya tinggal di kampung tersebut, jembatan yang menjadi akses masyarakat itu tidak pernah tersentuh dengan bangunan beton. Meski berkali-kali sempat diajukan dalam musrembang.

"Dari dulu sampai sekarang, ya seperti itu lah kondisinya. Hanya kayu dan papan bekas yang dibuat oleh warga secara gotong royong. Sudah berulang kali diajukan dalam musrembang, tapi tidak pernah terealisasi," kata Sunardi saat ditemui di Kampung Belak, Kamis (30/11/2017).

Jembatan yang dibuat oleh warga, tidak begitu maksimal, hanya dapat dilalu kendaraan roda dua. Terlebih saat air pasang tinggi, jembatan langsung hilang ditelan air aliran sungai.

"Kalau sudah air pasang tinggi, jembatannya tenggelam. Mau gak mau kita harus basah basahan melewatinya," beber Sunardi.

Lebih perihatan lagi terhadapa anak-anak yang melitas, saat mereka hendak pergi kesekolah. Harus melepas sepatu, dan rela seragam mengikuti pelajaran, denga kondisi seragam basah.

"Kasian lagi sama anak-anak, kadang mereka itu sampai basah celanya. Jadi belajar dengan kondisi basah basahan," kata Sunardi lagi.

Warga Kampung Belak tidak mengharapkan jembatan yang megah. Namun, hanya menginginkan jembatan yang layak, dapat dilalui meski air sedang pasang, jadi tidak perlu lagi basah basahan.

"Kami disini, bukan menginginkan dibangun jembatan yang megah, sehingga mengeluarkan anggaran yang besar. Kami hanya mau jembatan yang layak, yang bisa dilalui kapan saja," timpa Sunardi.

Sebelumnya, Camat Tuluk Bintan, Assun Ani membenarkan kondisi jembatan Kampung Belak seperti yang dikeluhkan warga.

"Ya itu di Kampung Belak, termasuk wilayah Desa Penaga," kata Assun Ani, saat dihubungi melalui telpon, Senin (27/11/2017).

Assun mengatakan, kondisi Jembatan Kampung Belak sudah sering diusulkan pada Musawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tahun 2016 termasuk di 2017. Sayang, karena keterbatasan anggaran, usalan perbaikan sampai sekarang belum bisa dianulir.

"Jembatan ini sudah dimasukkan dalam Musrenbang beberapa tahun terakhir. Namun Karena keterbatasan anggaran belum dapat direalisasikan," sebut Assun.

Tahun ini, perhatian pemerintah masih pada pembangunan jembatan Desa Pengujan yang menghubungkan kampung Selat Bintan I dan Kampung Selat Bintan II. Kebetulan, jembatan itu tak kalah mendesak untuk diperbaiki. Sebelumnya, di daerah tersebut pernah terjadi tragedi pokcai tenggelam yang merenggut 1 korban jiwa. Sejak itu, perbaikan jembatan Pengujan mendesak.

"Maka kita berharap, kampung lain bersabar. Satu persatu akan kita perbaiki, tapi bertahap. Kalau maunya pemerintah secepatnya yang lain dibangun, tapi anggaran kita terbatas," kata Assun.

Dan bicara soal anggaran, sudah ditaksir pemerintah kecamatan, jika jembatan Kampung Belak Desa Penaga diperbaiki, anggaran sekira membutuhkan nilai Rp 5 miliar bahkan Rp 7 miliar.

Editor: Yudha