Narkoba Merupakan Masalah yang Sulit Diatasi
Oleh : Suci Rahmadani
Kamis | 13-07-2017 | 16:15 WIB
Darsono,-Kepala-BNN-Kota-Batam.gif
Kepala BNN Kota Batam, Darsono (Foto: Suci Rahmadani)

BATAMTODAY.COM, Batam - Narkoba akan selalu menjadi momok negatif karena benda tersebut dapat merusak pikiran hingga kejiwaan seseorang yang menggunakannya.

Berkembangnya ilmu pengetahuan, membuat narkoba pun juga mengalami perkembangan. Masyarakat Indonesia pernah dihebohkan dengan ditemukannnya jenis narkoba baru yang berasal dari tanaman tembakau. Tidak hanya dari tanaman tembakau, tetapi jenis narkoba ini termasuk tembakau sintetis yang dicampurkan dengan ekstrak tanaman Dagga Liar sebagai zat aktifnya.

Dokter BNN Kota Batam, Jimmy Wahyu P. Kusuma, menjelaskan bahwa Dagga Liar disebut juga sebagai ekor singa. Tanaman ini biasa tumbuh di padang rumput Afrika Selatan. Para perokok Dagga Liar menerangkan bahwa akan terjadi peningkatan mood, sedikit pusing, persepsi warna meningkat, dan kejernihan mental.
Dagga liar juga disebut sebagai "ganja liar" karena efek setelah menggunakannya sama dengan efek setelah menggunakan ganja. Bahkan saat tanaman ini dikonsumsi maka akan memberikan efek euforia.

"Sintetis yang dimaksud ini, designer drug. Obatan yang sengaja didesign oleh manusia untuk dijadikan narkoba. Tanaman tembakau, Dagga Liar dan beberapa bahan kimia lainnya," katanya, Kamis (13/7/2017).

Dinamakan tembakau gorilla karena pemakai merasakan efek seperti tertimpa gorilla, badan yang kaku dan susah untuk digerakan seperti benda berat layaknya seberat gorilla.

Selain efek seperti tertimpa Gorilla ini, si pemakai juga merasakan efek berhalusinasi, euforia, agresif, semangat, hingga ketergantungan setelah mengonsumsinya.

"Efek yang didapat dari mengonsumsi tembakau gorilla ini tergantung dari psikologis pemakai, jika saat ia menggunakannnya dalam keadaan bahagia maka akan terasa euforia, dan sebaliknya jika saat dalam emosi, maka bawaannya akan marah-marah, dan emosional," terang dr Jimmy.

Cara penggunaan tembakau gorilla ini sama seperti merokok. Kertas berisi tembakau gorilla, dibakar lalu pengonsumsi akan merasakannya melalui setiap hisapan dari gulungan tembakau gorilla tersebut.

Tembakau gorilla memberikan efek belasan kali lebih kuat dari ganja. Dan dari merk gorilla tersebut, ada pula jenis lain yaitu gorilla hanoman, dan gorilla ganesa. Bahkan kini ada jenis tembakau terbaru, yaitu tembakau beruang yang memberikan efek enam kali lebih kuat dari pada tembakau gorilla.

"Dalam memperingati hari Anti Narkotika Nasional pada 13 Juli di tingkat Pusat dan di Kota Batam akan diadakan peringatannya pada 20 Juli. Kita semua dari diri sendiri, masyarakat, instansi pemerintahan dan swasta ikut berperan serta dalam mencegah dan peredaran gelap narkoba yang dapat merusak diri sendiri dan orang lain," ungkap Darsono selaku Kepala BNN Kota Batam.

Darsono juga mengajak masyarakat untuk bekerja sama dengan aparat kepolisian serta BNN untuk dapat menjauhi narkoba, karena akan membahayakan diri serta mempengaruhi saraf maupun kesehatan. Dan jika masyarakat melihat adanya tindakan yang berhubungan dengan narkoba, sebaiknya langsung melaporkan kepada pihak kepolisian ataupun BNN.

Berikut teknik pengobatan bagi pecandu melalui metode medis, dengan melakukan rehabilitasi:

1. Melalui obat-obatan
Akan dilakukan pengobatan untuk menghilangkan rasa candu. Selama minimal delapan kali pertemuan akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing atau setiap per kasus untuk jenis-jenis theraphinya. Obat di sini akan dilihat dari efek obat yang digunakan ataupun dari gejala yang ditimbulkan.

2. Psikologis
Setelah pasien sudah tidak merasakan candu karena tidak mengonsumsi narkoba tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mendalami psikologisnya. Dari latar belakang sampai akhirnya memutuskan untuk mengonsumsi barang terlarang tersebut. Hal yang biasa terjadi biasanya karena faktor keluarga, lingkungan yang ingin mencoba atau tengah mencari jati dirinya, depresi, stres ataupun pekerjaan yang berhubungan dengan dunia malam atau hiburan malam.

3.Setelah dilakukannya rehabilitasi, maka pasien akan dipindahkan rumah singgah. Di mana di rumah ini akan diberikan beberapa pelatihan agar saat sudah pulih dan kembali bermasyarakat terdapat satu keahlian yang dapat ia kembangkan.

Editor: Udin