Usai Tangkap Buaya Raksasa, Doni dan Erwin Jadi Pengangguran
Oleh : Yosri Nofriadi
Kamis | 01-06-2017 | 17:50 WIB
Doni-buaya.gif
Doni (Foto: Yosri Nofriadi)

BATAMTODAY.COM. Batam - Masih ingat dengan Doni Efendi (31) dan Erwin (42) warga Kelurahan Sailangkai Kecamatan Sagulung yang berhasil menangkap buaya raksasa di Sungai Putri Hijau, Kamis (25/5/2017) lalu.

Doni dan Erwin yang merupakan pedagang keliling pulau dengan menggunakan kapal pancung boat itu, kini tak bisa berdagang lagi. Pancung boat sebagai alat transportasi dan juga alat pengangkut barang dagangan mereka itu, kini sudah rusak akibat diseret oleh buaya tersebut sejauh satu kilometer.

"Tak bisa dagang lagi kami bang. Mesin pancung masih rusak. Kata orang bengkel mesinnya rusak parah tak bisa diperbaiki lagi," ujar Doni, Kamis (1/6/2017)

Doni yang merupakan warga perumahan Putera Moro 2 blok D no 7, menjual perlengkapan sandal dan sepatu, sementara Erwin menjual sayur-sayuran. Setiap hari mereka keliling dari satu pulau ke pulau lain di sekitar Batam.

Rusaknya mesin kapal mereka memang akibat aksi nekad keduanya yang berusaha menaklukkan buaya dengan panjang mencapai lima meter itu.

"Setelah berhasil dijerat dengan tali jangkar, buaya itu mencoba kabur ke arah laut. Makanya kami sempat diseret sejauh satu kilometer," ujarnya lagi.

Saat ditarik buaya, Doni dan Erwin mencoba melawan dengan menggerakkan mesin pancung boat mereka.
"Karena lama melawan dengan posisi gas tinggi, makanya mati mesin pancung kami itu. Tenaga buaya lebih kuat," kata Doni.

Akibat kejadian itu, keduanya tak bisa lagi berdagang keliling pulau. Keduanya hanya bisa tinggal diam di rumah semenjak mesin pancung mereka rusak. "Nganggurlah kami sekarang. Gimana mau dagang, kalau tak ada mesin pancung," kata Doni lagi.

Keduanya berharap, pemerintah terkait bisa memperhatikan persoalan yang mereka hadapi itu. Sebab bagaimanapun kata Doni, apa yang dilakukan mereka itu untuk kebaikan bersama.

"Kalau seandainya kami tak berani untuk tangkap buaya itu, bisa-bisa makan korban," ujar Doni.

Semenjak buaya tersebut ditangkap sampai dibawa ke lokasi penangkaran buaya di pulau Bulan, Doni dan Erwin mengaku sama sekali tak mendapat apresiasi dari pihak mana pun.

Padahal untuk menaklukan buaya besar itu keduanya cukup banyak berkorban. Mulai dari tenaga hingga rusaknya mesin pancung mereka.

Kasi Trantib Camat Sagulung Jamil menuturkan, peran pihak kecamatan waktu itu hanya merespon permintaan warga untuk mengevakuasi buaya tersebut ke tempat yang aman.

"Kalau itu kami tak tahu. Itu ke bagian konservasi yang tepatnya. Kami tidak berwenang atas hal itu" ujar Jamil

Editor: Udin