Polisi Belum Bisa Pastikan Rupandi Dibunuh Meski Ada Luka Tusuk di Leher
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 11-05-2017 | 09:50 WIB
evakuasijenazahatb-01.gif

Petugas sedang melakukan evakuasi jenazah karyawan ATB Batam yang tewas digorok di Sagulung Batam. (Foto: Dok Batamtoday.com)

 

BATAMTODAY.COM, Batam - Polisi hingga kini masih mendalami penyebab kematian Rupandi (24), karyawan outsourching ATB Batam, yang bekerja sebagai supir tangki air. Kendati ada luka tusuk di leher korban, namun Polisi belum bisa memastikan bahwa Rupandi merupakan korban pembunuhan.

Kapolresta Barelang, AKBP Hengki, mengatakan, banyak kejanggalan yang ditemukan dalam kematian Rupandi. Seperti saat ditemukan pertama kali, rumah dalam keadaa terkunci dari dalam.

"Kuncinya berbentuk ensel, dan tidak mungkin orang dari luar yang mengunci. Yang menemukan pertama kali dua temannya yang berniat membesuknya, karena yang bersangkutan baru ke luar dari rumah sakit setelah dirawat selama empat hari," ungkap Hengki.

Sejauh ini, kematian Rupandi diduga akibat bunuh diri karena penyakit yang dideritanya. Dari vonis dokter, diketahui yang bersangkutan menderita penyakit akut paru-paru dan HIV.

"Sejauh ini belum bisa diarahkan terhadap pembunuhan. Tewasnya Rupandi diketahui karena saat temannya yang datang menghubungi lewat telepon, hp-nya berdering di dalam rumah dan tidak ada yang mengangkat, sehingga temannya berinsiatif untuk mendobrak pintu," jelas Hengki.

Berita sebelumnya, Warga Perumnas Griya Pratama, Kecamatan Sagulung dihebohkan dengan penemuan mayat laki-laki, Rupandi (34). Karyawan PT Adhya Tirta Batam (ATB) itu ditemukan tewas di rumahnya, Blok D nomor 57, Minggu (7/5/2017) sekitar pukul 20.00 WIB.

Korban ditemukan di dalam kamar depan dengan kondisi luka gorok di leher. Jenazah korban tergeletak di samping tempat tidur dengan darah berceceran di sekitar kamar.

Mayat tersebut pertama kali ditemukan Eko Widodo dan Ilham, temam kerja korban di Adhya Tirta Batam (ATB). Mereka awalnya berniat menjenguk korban yang baru keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah. Mereka sudah beberapa kali menggedor pintu rumah korban, tetapi tidak ada jawaban.

Editor: Gokli