Tolong Kembalikan Anak Kami..
Oleh : Romi Chandra
Sabtu | 06-05-2017 | 15:18 WIB
yanti-2.jpg

Yanti dan suaminya Toni yang mengharapkan buah hatinya kembali. (Foto: Romi)

Himpitan ekonomi memaksa Yanti harus terpisah dengan anak kembarnya. Kerinduan ibu ini sudah sangat dalam dan berharap bisa memeluk buah hatinya lagi. Bagaimana Ia bisa berpisah dengan anak-anaknya, berikut laporan wartawan BATAMTODAY.COM, Romi Chandra.

Isak tangis, tidak bisa dibendung Yanti (40), saat mencurahkan keluh kesahnya kepada para pewarta yang mendatangi rumahnya di RT 1, RW 11 Tanjung Tritip, Kelurahan Tanjunguma, Sabtu (6/5/2017) siang.

Didampingi suaminya, Toni (39), Yanti mengeluhkan bagaimana perasaan terpisah dengan sepasang anak kembarnya yang kini dirawat orang lain dan tidak tahu lagi di mana rimbanya.

Diceritakan Yanti, ia melihat dua anaknya hanya pada saat melahirkan sekitar tujuh bulan lalu. Kemudian kedua anaknya dibawa oleh pasangan suami istri bernama Ali dan Fitri, karena telah dilakukan perjanjian bahwa merekalah yang akan merawat kedua anaknya.

"Kesepakatannya, mereka akan menghidupkan kembali BPJS kami yang sudah mati selama 18 bulan," ujar Yanti.

Namun setelah anak itu lahir, kesepakatan bahwa Yanti bersama suaminya bisa menjumpai anaknya, tidak pernah terjadi. Bahkan, saat mereka berkunjung ke rumah Ali dan Fitri, mereka hanya menemukan satu anaknya. Sementara anaknya satu lagi telah diserahkan kepada adiknya untuk diasuh.

"Anak kami kembar, laki-laki dan perempuan. Kami memanggilnya putra untuk laki-laki, dan putri yang yang perempuan," tutur Yanti.

Kondisi ini yang membuatnya tidak terima. "Ini semua memang kesalahan kami, yang mau saja terpengaruh bujuk rayu Fitri dan Ali yang meminta untuk merawat anak kami jika sudah melahirkan. Mereka dulunya hanya tetangga kami. Tapi karena mereka divonis dokter tidak bisa memiliki anak, makanya kami mengiyakan," ungkap Yanti.

Menurutnya, situasi saat ini sangat menyakitkan. Ia tidak mengetahui bagaimana kondisi anaknya yang bersama adik Fitri. Bahkan, saat ini, keberadaan Ali dan Fitri juga tidak diketahui dimana.

"Kami pernah mencoba meminta agar anak kami dikembalikan. Biarlah kami yang merawat. Kami tidak pernah menawarkan pada mereka, tapi merekalah yang datang pada kami. Mereka bilang sanggup menghidupi anak kembar kami, tapi nyatanya anak kami dibesarkan secara terpisah," sesalnya.

Dilanjutkan Yanti, permintaannya agar anak dikembalikan, ternyata tidak berjalan dengan mulus. Mereka harus membayar uang Rp 46 juta.

"Alasan mereka meminta sebanyak itu, karena telah mengeluarkan biaya menghidupkan kembali BPJS serta biaya perawatan selama tujuh bulan. Kami menyanggupi, tapi sekarang justru tidak tahu lagi keberadaan mereka dimana," keluhnya.

Permasalahan ini juga sudah dikoordinasikannya dengan Komini Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kepri. "Kami sudah koordinasi dengan KPPAD. Kami ingin menebus kesalahan kami yang sudah memnerikan anak kami kepada orang lain, sehingga seperti sekarang jadinya," tambahnya.

Ia berharap masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. "Yang jelas kami akan memperjuangkan untuk mendapatkan anak kami kembali. Kami bisa merawat mereka, dan tidak perlu dipisahkan seperti ini," tegasnya.

Semoga anak-anaknya kembali ke pangkuan sang ibu..

Editor: Yudha