Sekolah Kartini Batam Semakin Eksis Memberikan Pelayanan Pendidikan
Oleh : Michael Elya Silalahi
Rabu | 26-04-2017 | 15:14 WIB
kepsekkartini1.jpg

Weti Suprapti (dua dari kiri), Kepala Sekolah SD Kartini II Batam. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Yayasan Keluarga Batam (YKB) yang menaungi Sekolah Kartini di seluruh wilayah Batam, di umur ke 40 tahun tetap eksis mensukseskan dunia pendidikan Kota Batam.

Sekolah Kartini Batam yang telah berdiri kurang lebih 38 tahun yang lalu, menjadi bukti nyata perjuangan Yayasan Keluarga Batam dalam mendukung program pemerintah dalam memberikan pelayanan pendidikan merata bagi anak-anak bangsa.

Weti Suprapti, Kepala Sekolah SD Kartini II Batam, mengatakan, Sekolah Kartini merupakan sekolah tertua di Batam. Namun hingga sekarang masih tetap eksis dan solid, karena melekatnya budaya kekeluargaan dan ramah anak yang dibuktikan dengan hasil lulusan yang berkarakter.

Dijelaskan Weti, Sekolah Kartini yang sekarang dikenal secara luas di khalayak umum, memiliki beberapa jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK. TK Kartini I yang berada di Sekupang menjadi TK yang paling tua di Batam. Atas permintaan masyarakat sekitar Jodoh dan Batuampar, yang memerlukan figur dan profil sekolah seperti Sekolah Kartini, akhirnya melakukan perluasan dan pengembangan, sehingga dibukalah sekolah TK Kartini II di Batuampar dan TK III di Batubesar.

"Masyarakat juga bersedia memberikan bantuan secara finansial dan kebutuhan lainnya. Walaupun tetap Yayasan kami bertanggungjawab untuk pengelolaan Sekolah Kartini," tutur Weti kepada BATAMTODAY.COM, Rabu (26/4/2017).

Seiring berkembangnya zaman, Sri Sudarsono selaku pendiri Sekolah Kartini, menemukan bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang berkebutuhan khusus yang masih sangat membutuhkan layanan khusus dengan. Sebab itu, agar bisa menciptakan pendidikan yang merata, didirikan pula Sekolah Luar Biasa atau SLB Kartini.

"Atas inisiatif Ibu Sri Sudarsono, SLB Kartini saat ini sudah bisa turut membantu anak-anak yang memang memerlukan penanganan khusus. Kita harus yakin Tuhan tidak pernah gagal menciptakan produknya. Bagaimanapun kebutuhannya kita harus melayani mereka. Karena itulah tujuan pendidikan memanusiakan manusia secara manusia," ujar Weti.

Saat ini disebutkannya, bahwa Yayasan Kluarga Batam melakukan inovasi dalam mencapai tujuan pendidikan, seperti yang didengung-dengungkan Pemerintah. Melalui sistem satu atap telah berdiri TK, SD,SMP dan SLB Kartini dalam satu wilayah. Tujuannya agar anak yang membutuhkan layanan khusus dapat berbaur dengan lingkungan umum lainnya. Sehingga mereka bisa bersosialisasi dengan baik.

Secara keseluruhan jumlah siswa yang bernaung di Sekolah Kartini, yakni SD hampir 700 siswa, SMA kurang lebih 550 siswa dan SMK hampir 1000 siswa.

Pencapaian yang sudah dicapai Sekolah Kartini dalam kiprahnya sampai sekarang, yakni sudah menghasilkan lulusan-lulusan yang handal.Sesuai dengan harapan Yayasan Keluarga Batam, bahwa mereka yang lulus dari Sekolah Kartini akan membawa ciri khas berbeda yang akan membawa kebaikan bagi dirinya sendiri,lingkungan dan instansi mereka berada.

"Pencapaian lainnya, bisa kita lihat bahwa Sekolah Kartini juga bukan hanya diakui di Batam tapi hingga Jakarta. Mindsetnya, sekolah bukan untuk dipromosikan saja, tapi juga harus dirasakan manfaatnya oleh lingkungan melalui perubahan dari hasil pendidikan yang mereka percayakan kepada setiap sekolah," ujar Weti.

Ditengah persaingan yang semakin banyak, khususnya di dunia pendidikan. Sekolah Kartini berupaya untuk semakin memperkuat dan mengokohkan keberadaan dan kualitasnya agat dapat bersaing dengan sekolah lainnya.

"Kami inginkan siswa-siswi yang kami pimpin dan didik di sini dibekali karakter agama, akademik, dan sosial. Kami mau semuanya tidak berjalan ditempat, tapi terus maju seiring dengan tuntutan zaman. Hal ini harus sejalan, disamping kami melakukan bimbingan secara akademik dan non akademik. Karena siswa tidak bisa diukur secara akademik saja," pungkasnya.

Ditambahkan Weti, didukung tenaga pengajar yang profesional dan tersertifikasi. Di lingkungan Yayasan Keluarga Batam hampir 89 persen tenaga pengajar sudah mendapatkan sertifikasi dari Pemerintah.

"Kami selalu yang pertama mendapat pembekalan baik itu dalam negeri maupun dari luar negeri. Kemarin SD Kartini bekerjasama dengan sekolah inklusi yang ada di Malaysia, dan sering mendatangkan para ahli dari Universitas Pendidikan Indonesia untuk membekali tenaga pengajar untuk pengetahuan dan pengalaman yang baru," pungkasnya.

Editor: Yudha