Ketua FKPPI Batam Angkat Bicara Soal Kenaikan Tarif Listrik
Oleh : Suci Ramadhani
Selasa | 11-04-2017 | 08:00 WIB
anton2.jpg

Ketua FKPPI 3103 Kota Batam Anton Permana saat menerima tongkat komando dari Komandan Kodim 0316 Batam, Letkol Infanteri Josep Tarada Sidabutar, Selasa (26/1/2016) lalu. (Foto: Tribunbatam)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan TNI-Polri (FKPPI) 3103 Kota Batam, Anton Permana, mengimbau kepada seluruh masyarakat Batam agar tidak terpancing dengan isu-isu negatif yang mengarah provikasi dan dapat merusak stabilitas Batam.

"Saya gerah dengan sejumlah aksi yang dilakukan sekelompok orang akhir-akhir ini di Batam. Setiap ada masalah dikit, demo dan harus dipertontonkan ke dunia. Padahal, efeknya dapat merugikan kepercayaan investor ke Kota Batam. Ditambah, aksi demo dengan bakar-bakar, mengeluarkan kata-kata yang tak pantas? Apa itu yang harus kita pertontonkan? Intelek sedikitlah,” ujar Anton dalam kapasitasnya pribadinya, Senin (10/4/2017).

Anton yang juga sebagai pengusaha muda bidang energi itu, sangat memahami dan siap adu argumen secara teori dengan pihak pihak yang berbeda pendapat, terkait penyesuaian tarif listrik bright PLN Batam. Proses penyesuaian ini telah disetujui DPRD Kepri serta Gubernur Kepri, dan merupakan langkah nyata sebagau upaya membangun revolusi energi di Provinsi Kepri secara menyeluruh.

“Saya paham betul dengan hitung-hitungan energi, karena perusahaan saya bergerak di bidang energi. Dan saya dukung upaya pemerintah Provinsi Kepri yang ingin membangun Kepri secara menyeluruh, bukan hanya di Batam, Bintan dan Karimun juga,” jelas Anton yang kini menjabat Ketua FKPPI Kota Batam.

Dijelaskannya, untuk menggapai pembangunan menyeluruh itu, komponen utama yang harus terpenuhi, yakni aliran listrik yang stabil dan merata di daerah tersebut.

“Bagaimana mau dibangun jika listrik saja tidak ada. Jadi keberadaan listrik di suatu daerah saat ini menjadi faktor utama berkembangnya daerah tersebut,” jelasnya.

Nah, untuk menjangkau pulau-pulau itu, tentunya PLN Batam yang mendapat mandat dari Gubernur Kepri harus membangun intalasi-instalasi kelistrikan, membangun jaringan interkonesi, serta menambah sejumlah pembangkit.

“Saat ini okelah energi yang dihasilkan dari pembangkit yang ada mencukupi, dua tahun atau tiga tahun kedepan bagaimana? Disaat pertumbuhan penduduk terus meningkat, otomatis kebutuhan listrik akan semakin besar. Oleh karena itu, PLN Batam harus mulai dari sekarang menambah pembangkitnya, agar mampu mencover seluruh Kepri dan tidak mengganggu kebutuhan listrik tahun-tahun berikutnya,” kata Anton.

Ketika ditanya, kenapa pernyataan hari ini masih pernyataan pribadi, Anton menjelaskan untuk pernyataan resmi dari organisasi harus rapat dengan pengurus dan setelah diplenokan baru nanti dipublikasikan.

Selain dukungan, Anton juga memberikan beberapa masukan ke pihak PLN, diantarnya, dengan kenaikan tarif ini PLN harus tingkatkan pelayanan kepada masyarakat. PLN Harus quick respon terhadap gangguan atau pemadaman yg dapat menggangu psukologi dan dunia usaha khusunya Home Industri.

"Berharap ada kebijakan khusus semacam dispensasi tarif kepada masyarakat lemah atau miskin, rumah ibadah, panti asuhan dan pesantren. Agar tidak membebani kegiatan sosial mereka," harapan Anton.

Anton menghimbau seluruh elemen agar menyikapi permasalahan rasionalisasi tarif ini dengan kepala dingin. Bukan emoional sentimen semata.

"Saya sangat memahami keluhan sebagian masyarakat khususnya pelaku usaha atas kenaikan tarif ini. Tapi di satu sisi kita sebagai masyarakat Kota Batam juga harus memahami dengan bijaksana alasan krusial kenaikan tarif ini. Karena semua dalam rangka peningkatan kapasitas pelayanan dan peningkatan infrastruktur mendasar PLN Batam ke depannya,

PT Bright PLN adalah aset masyarakat Batam. Dan ini harus dirawat dan jaga bersama. Tentu harapan kepada seluruh elrmen masyarakat untuk gerakan hemat energi, sebagai solusi cerdas dari kenaikan tarif ini.

Editor: Dardani