KDRT Miningkat di Batam

Menteri PPPA Kunjungi Shelter P2TP2A di Sekupang
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 10-04-2017 | 18:50 WIB
Menteeri-PPA.gif

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise, mengunjungi Shelter Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Batam di Sekupang.(Foto; Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise, mengunjungi Shelter Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Batam di Sekupang.

Kunjungan tersebut berjalan cukup lama, Yohana tampak melihat seluruh ruangan shelter yang bersebelahan langsung dengan kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Ia mengaku shalter cukup memadai dalam menampung korban.

"Saya melihat satu persatu setiap ruangan dan termasuk cukup memadai dan sesuai standar yang kami inginkan," kata Yohana Susana Yembise, Senin (10/04/2017) pukul 14.30 Wib.

Yohana berharap, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) itu, lebih giat melakukan sosialisasi mengahiri kekerasan perempuan, anak dan perdagangan manusia.

Bahkan kesenjangan ekonomi bagi perempuan harus terus dilakukan sosialisasinya. Pasalnya karena kesenjangan ekonomi keluarga akan timbul kekerasan rumah tangga. Hal ini yang digenjot Kementerian.

"Saya lihat program ini sudah dilakukan di Kota Batam. Tapi saya minta lebih giat lagi, karena laporan kekerasan di Batam meningkat dibanding tahun lalu, seperti fenomena gunung es," tegasnya.

Sementara itu, Marlin Agustina Rudi, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Batam dan juga Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) yang mendampingi Menteri mengatakan, jumlah kasus kekerasan anak dan perempuan pada Januari-Febuari 2017 mencapai 27 kasus. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 7 kasus.

Hal ini disebapkan banyak faktor, gadget, lingkungan dan pergaulan, menjadi indikator kasus tersebut meningkat. Untuk gadget orangtua membiarkan anak bermain media sosial (medsos) hal itu karena kesibukan orangtua.

"Orangtua juga disalahkan, karena mereka membiarkan anaknya bermain handphone. Karena banyak orangtua memiliki kesibukan masing-masing. Sosialisasi ke bawah yang saat ini terus dilakukan, bagaimana menangani ibu rumah tangga. Seharunya anak itu tidak perlu dikasih gadget," pungkasnya.

Editor: Udin