Speedboat Tabrak Kapal Kayu, 2 Orang Tewas
Oleh : Irwan Hirzal
Sabtu | 14-01-2017 | 08:00 WIB
ilustrasi-kapal-tenggelam.jpg

Ilustrasi kecelakaan laut yang memakan korban jiwa. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kecalakaan laut kembali terjadi perairan Batam dan memakan korban jiwa. Sebuah speedboat yang belum diketahui identitasnya, menabrak kapal perahu kayu atau biasa disebut pancung penumpang.

Kejadian tersebut terjadi Jumat (13/01/2017) sekitar pukul 18.30 Wib di perairan Tanjungriau Batam. Dua orang penumpang pancung dilaporkan tewas di lokasi kejadian.

"Benar tadi ada kecelakaan di Tanjungriau. Speedboat menabrak pancung penumpang di Tanjungriau," ujar Kepala Satuan Patroli Daerah (Satroda) Polair Polda Kepri, AKBP Danu Waspodo saat dihubungi pukul 22.30 Wib.

Danu mengaku belum mengetahui secara pasti kronologis insiden kecelakaan laut tersebut. Namun diketahui, pancung tersebut mengangkut tujuah orang penumpang, belayar dari Tanjungriau menuju Sekupang.

"Penumpangnya ada 7 orang, informasi yang tewas dua orang. Sekarang di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) termaksut korban luka-luka," pungkasnya.

Peristiwa mengenaskan seperti ini, bukan kali pertama di Batam. Alis (27), ditemukan ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di perairan Pulau Buluh, Kecamatan Bulang, Senin (28/11/2016) lalu.

Jenazah suami Novrianti ini ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan posisi terapung di sekitar Pulau Buluh, yang berjarak 10 menit dari rumahnya. "Sudah tidak berbentuk. Kepalanya pecah, tangan kanan patah," ujar Novrianti menjelaskan kondisi jenazah suaminya di RS Bhayangkara Polda Kepri, Batubesar, Kecamatan Nongsa, Senin (28/11/2016).

Dari kondisi suaminya, ia dan keluarga menduga, kapal pompong 15 PK yang dibawa suaminya, ditabrak dari belakang oleh speedboat berkecepatan tinggi tanpa penerangan. Kapal-kapal itu merupakan kapal yang beraktivitas ilegal, yang memiliki tiga mesin tempel masing-masing 200 PK.

"Kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi, ini peristiwa yang kedua kalinya. Sebelumnya di Pulau Kasu. Kalau tidak bertabrakan, tidak mungkin suami saya hancur tidak berbentuk dalam semalam," tuturnya kala itu.

Kejadian ini belum diketahui pasti, apakah saat kejadian suaminya mengantar orang ke Pulau Buluh atau sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya setelah selesai mengantar. Karena sampai saat ini, pompong kayu yang dibawa oleh suaminya belum juga ditemukan.

Editor: Dardani