BATAMTODAY.COM, Batam - Pengelola Toko Buku Harapan Utama yang berada di kawasan Sentosa Perdana (SP) Plaza Mall, Batuaji, membantah bila dituding adanya kerja sama dengan pihak sekolah, terkait pengadaan buku LKS yang menjadi perbincangan di Batam saat ini.

Mereka mengaku kalau keberadaan buku LKS di toko buku itu merupakan hal yang biasa, di mana setiap semester menjual berbagai macam perlengkapan buku untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya di Batam.

"Kami tidak memaksa siapapun untuk membeli buku di toko ini, bila saja ada toko buku yang lain ada menjual buku LKS, dimanapun bisa beli," kata Acai, pengelolah toko buku Harapan Utama, Selasa (10/1/2017).

Memang beberapa hari belakangan ini, agak heboh dengan penjualan buku LKS itu. Sebab saat masuk liburan bersama beberapa hari lalu, ratusan orangtua wali murid dan siswa berbondong-bondong ke toko tersebut, namun itu, kata Acai, bukan sebuah settingan atau kesengajaan.

"Kebetulan saja yang jual buku LKS di sini, makanya jadi heboh," ujarnya.

Dia menambahkan, karena keheboan itu, saat ini toko buku tersebut sudah ditutup sesuai anjuran Walikota Batam, Muhammad Rudi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin.

Kini buku-buku LKS yang ada di dalam toko tersebut sudah didistribusikan ke beberapa toko lain seperti Supermarket Harapan SP Plaza, Indomart Pasar Perumnas Sagulung, dan toko buku di Sagulung Baru.

"Iya sekarang  ada di Supermarket dan toko buku lain, karena kami sudah tak jual lagi," ujarnya.

Beberapa pihak sekolah yang dikonfirmasi yang berada di wilayah Batuaji dan Sagulung mengaku, memang tak ada kerja sama atau penunjukan salah satu toko buku yang khusus menjual buku-buku itu.

"Bukan ditunjuk, tapi kebetulan di sana (toko buku Harapan Utama) ada, ya diarahkan ke sana, kalau ada murid yang mau beli," ujar salah satu guru SDN di Batuaji.

Guru-guru juga mengelak jika buku LKS merupakan persyaratan mutlak untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. "Itu tak diwajibkan, tapi kalau ada siswa yang mau beli ya silahkan. Tak dipaksakan juga," kata Guru lainnya di SMPN 37 Batam di Sagulung.

Pengakuan guru-guru tersebut bertentangan dengan penuturan sejumlah orangtua wali murid yang kewalahan mendapatkan buku LKS tersebut. Menurut orangtua wali murid, pengadaan buku LKS tersebut diduga kuat memang adanya kesepakatan antara pihak sekolah dengan pemilik toko.

"Karena memang suruhan untuk beli buku LKS ini sudah disampaikan sebelum masuk liburan kemarin. Sudah begitu toko yang jual buku ditentukan di SP Plaza itu," kata Iwan, salah satu orangtua murid SDN 01, Sagulung, kemarin.

Walikota Batam, Muhammad Rudi, sebelumnya juga menegaskan hal yang sama. Kehebohan terkait pengadaan buku LKS memang terindikasi adanya permainan oknum-oknum tertentu dengan pihak pemilik toko buku untuk memperoleh keuntung lebih.

"Sudah pasti ada oknum yang bermain. Itu akan kami telusuri," ujar Rudi belum lama ini di Batuaji.

Atas kegaduhan tersebut, Rudi meminta dengan tegas agar pihak sekolah jangan lagi mewajibkan siswa atau murid membeli buku LKS. "Orangtua juga jangan lagi beli buku itu," ujar Rudi.

Editor: Udin