Manajemen Hang Nadim Sebut, Tak Seharusnya Listrik Kawasan Bandara Dipadamkan PLN
Oleh : Hadli
Senin | 02-01-2017 | 14:14 WIB
anter-di-bandara-hang-nadim.gif

Para penumpang pesawat di Bandara Hang Nadim Batam yang check-in manual. (Foto: Krismada)

BATAMTODAY.COM, Batam - Peralihan status Bandara Internasional Hang Nadim Batam dari Unit Penyelenggara Teknis (UPT) Bandar Udara Kemenhub menjadi Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) ternyata belum mampu meningkatkan pelayanan yang ekstra. 

Hal itu didasari dari peristiwa pemadaman listrik yang terjadi sejak pagi tadi, pukul 06.20 Wib, yang berdampak pada pelayanan yang kurang memuaskan. Pasalnya genset cadangan Hang Nadim Batam dinyalakan hanya untuk yang diprioritaskan. Akibatnya, terjadi antrian panjang selama dua jam di ruang tunggu check-in Bubu Hang Nadim.

Kepadatan antrian yang terjadi, lantaran petugas check-in harus menggunakan sistem manual hingga pukul 08.20 Wib, setelah Bright PLN Batam berhasil menyalakan listrik kembali. Peristiwa ini pun sudah berjalan sejak lama.

Setiap pemadaman listrik yang terjadi masuk wilayah Hang Nadim Batam, sistem manual kerap dilakukan. Ketika pelayanan belum maksimal, yang dirugikan adalah calon penumpang.

GM Bubu Hang Nadim Batam, Suwarso mengatakan, dua dari empat genset dinyalakan, diutamakan untuk operasional pelayanan dan keselamatan.

"Jadi ada beberapa prioritas yang listrik tidak boleh mati, seperti alat keselamatan penerbangan tower, lampu sepanjang area run way, garbarata, check-in area, petunjuk arah dan tempat tempat rawan kenyamanan penumpang," kata Suwarso.

Dia mengatakan, tidak seluruh ruang chek-in menggunakan sistem manual, saat aliran listrik dipadamkan Bright PLN Batam. Ada beberapa maskapai yang masih menggunakan sistem online.

Baca: Check In Manual, Penumpang Mengular di Bandara Hang Nadim Batam

"Check-in manual hanya pada maskapai Citilink dan Garuda. Sisanya masih bisa online. Jadi tidak semuanya tempat check-in yang terganggu akibat pemadaman listrik dari PLN," ujarnya.

Dikatakannya, antisipasi pemadaman listrik, pihaknya menyiapkan mesin genset berkapasitas 770 KVA dan 800 KVA pada 20 menit setelah pemadaman terjadi.

"Untuk yang prioritas, dua mesin sudah cukup untuk memback-up," jelasnya.

Pemadaman listrik yang terjadi selama 2 jam, tambah Suwarso, tidak berdampak kepada aktivitas penerbangan Hang Nadim. "Semua berjalan normal dan tidak ada delay penerbangan," tutur Suwarso lagi.

Menurutnya, Bright PLN Batam tidak seharusnya turut memadamkan listrik di kawan Bandara. Hal itu guna menjamin keselamatan penerbangan yang menjadi kawasan objek vital.

"Seharusnya Bandara menjadi prioritas tidak masuk dalam pemadaman. Kalau mau disalahkan, seharusnya PLN, bukan Bandara," tegasnya mengakhiri.

Editor: Udin