Kerukunan Antarumat Beragama di Batam Harus Dirawat Bersama
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 01-12-2016 | 10:14 WIB
bersatudibatamcenter2.jpg

Wali Kota Batam HM. Rudi bersama sejumlah pimpinan FKPD bebrbaur dengan ribuan masyarakat Batam dalam kemeriahan "Hiburan Rakyat Nusantara Bersatu" di Dataran Engku Putri. (Foto: Romi Candra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Harmonisasi kehidupan beragama yang kondusif di Batam, perlu dirawat dan terus dilestarikan. Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Zulkifli Aka, dalam kegiatan dialog agama yang digelar oleh Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Al-Aziz Batam, Selasa (29/11/2016).

Zulkifli Aka yang ditemui BATAMTODAY.COM di sela-sela acara "Hiburan Rakyat Nusantara Bersatu" di Dataran Engku Putri, Batam Centre, Rabu (30/11/2016), kembali menekankan perlunya merawat merawat keharmonisan antarumat beragama di Batam yang sudah terjalin baik selama ini.

"Perbedaan adalah rahmat yang patut disyukuri. Batam adalah miniatur Indonesia, di mana keberagamaan sangat terasa di sini," ungkapnya.

Dilanjutkan, keberagamaan yang membentuk harmonisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus dirawat bersama. Ia juga menghimbau, agar jangan mudah dikotak-kotakkan, yang akhirnya justru memperbesar perbedaan yang ada di tengah-tengah umat.

"Jangan mudah dikotak-kotakkan. Di Indonesia ada dua ormas besar, yaitu Muhammadiyah dan NU yang telah mengiringi perjalanan bangsa. Jangan lari dari kiblat kedua organisasi tersebut," ujarnya.

Kementerian Agama Kota Batam, katanya, terus memantau perkembangan kehidupan beragama yang ada di Batam. "Kegiatan seperti ini adalah kegiatan positif yang perlu terus dilaksanakan," katanya.

Sementara Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Nahdatul Ulama Provinsi Kepri, Muhammad Zaennudin, mengatakan, dalam konsep berbangsa dan bernegara, Pancasila tidak bertentangan dengan agama, karena spirit Pancasila itu adalah agama.

"Pancasila adalah konsensus bersama para pendiri bangsa untuk merawat Indonesia. Tidak ada yang perlu dipertentangkan antara Pancasila dan Islam, karena Islam-lah yang memberikan warna terhadap Pancasila," katanya.

Ia juga menambahkan, bahwa Indonesia adalah Darul Salam bukan Darul Islam, di mana secara formal kita bukanlah sebagai negara Islam, namun syariat Islam dapat dijalankan dengan baik di Indonesia.

Terkait aksi 212, Zaenuddin mengingatkan jangan sampai disusupi oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk merongrong NKRI.

"Jangan sampai ada pihak-pihak yang memanfaatkan momentum pertemuan akbar umat Islam pada 2 Desember nanti, untuk kepentingan tertentu, seperti kepentingan politik dan sebagainya," katanya. (*)

Editor: Yudha