Boat Pancung Alis Belum Ditemukan

Korban Laka Laut, Alis Ditemukan Tewas Mengenaskan
Oleh : Berton Siregar/Hadli
Selasa | 29-11-2016 | 08:12 WIB
laka-laut-pulau-buluh1.jpg

Novrianti (dua dari kiri) bersama keluarga menunggu proses otopsi jenazah suaminya, Alis (27), di RS Bhayangkara Polda Kepri. Rencananya hari ini juga akan di kebumikan (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Alis bin Jalil, nelayan Pulau Tanjungkubu, Kecamatan Belakang Padang, Batam, ditemukan tewas oleh warga setempat dengan kondisi mengambang di periaran Pulau Buluh, Sagulung, Senin (28/11/2016) pagi. Kepala korban pecah dan terdapat luka di sejumlah bagian tubuhnya. Diduga ia menjadi korban ditabrak speedboat "misterius".

Menurut rekan korban, pompong (kapal kayu) yang digunakan korban juga hilang dan belum ditemukan sampai siang kemarin, menjadi petunjuk pasti bagi mereka, bahwa ayah satu anak itu diduga ditabrak oleh kapal berkecepatan tinggi, di perairan antara Pulau Buluh dan Pulau Boyan, Sabtu (26/11/2016) lalu.

Dari keterangan rekan korban sesama nelayan, pada malam itu mereka ada mendengar suara benturan, namun mereka anggap sebagai suara dari sebuah pabrik galangan kapal.

"Ada suara benturan keras malam itu. Tapi kami tak curiga karena benturan seperti itu sering terjadi di lokasi galangan kapal yang ada di dekat-dekat sini," kata Ahmad, salah seorang nelayan Pulau Buluh.

Menurut Zulkarnaen, paman Alis, sebelum dinyatakan hilang dan ditemukan tewas, Sabtu sore lalu, Alis memang permisi mau berangkat ke Pulau Buluh dari Pulau Tanjungkubu untuk mengantar salah satu anggota keluarganya menggunakan kapal pancung.

"Sabtu sore dia memang ada antar orang ke pulau Buluh dan tak pulang-pulang sampai ditemukan jadi mayat," kata Zulkarnaen.

Alis sempat dinyatakan hilang selama dua malam satu hari sebelum akhirnya ditemukan tewas. "Kami sudah cari, baik di laut ataupun di darat, tapi tak ketemu. Tadi pak Alis malah temukan dia sudah kondisi begini di dekat peraiaran Pulau Buluh," ujar Zulkarnaen.

Saat ditemukan, kondisi Alis cukup mengenaskan. Kepalanya pecah dengan bekas luka robek yang memanjang dari atas kepala sampai ke bagian wajah. Begitu juga di dada dan bahunya penuh luka robek. Diduga luka-luka tersebut akibat benturan saat kapal kayunya ditabrak oleh kapal berkecepatan tinggi.

"Kalau dugaan kami speedboat atau kapal berkecepatan tinggi yang tabrak. Tapi itu tadi tak ada yang melihat pasti kejadian itu," kata Zulkarnaen lagi.

Selama ini di lokasi periaran itu, katanya, memang selalu ramai dengan aktifitas kapal besar yang keluar masuk ke perusahaan galangan kapal ataupun kapal speedboat berkecepatan tinggi.

Kemungkinan besar kapal Alis ditabrak oleh speedboat yang kerap melewati periaran itu, umumnya selalu berlayar di malam hari dengan kecepatan tinggi serta tak memiliki lampu untuk menghindari pantauan petugas keamanan.

Jenazah Alis awalnya sudah dievakuasi oleh anggota keluarganya dan dibawa ke rumah Syariah oleh orangtua Alis di Pulau Lingka. Namun karena melihat kondisi kematian korban yang tak wajar, keluarga akhirnya melapor ke Polsek Batuaji.

Bersama Tim Inafis dari Polresta Barelang, jenazah korban diambil dari rumah orangtuanya dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri untuk ditindak lanjuti.

Kapolsek Batuaji Kompol Sujoko saat di lokasi rumah duka menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian korban. Namun dari informasi awal yang diterimanya, diduga memang Alis adalah korban laka laut.

"Diduga korban tabrak lari dari kapal berkecepatan tinggi. Kami belum pastikan jenis dan kapal apa yang menabraknya karena harus didalami lagi," ujar Sujoko.

Alis sebelum ditemukan tewas kata Sujoko memang sedang berada di laut menggunakan kapal kayu. Namun kapal kayu yang digunakan Alis juga hilang dan belum ditemukan sampai siang kemarin. "Kapalnya juga hilang. Kemungkinan sudah tenggelam ke dasar laut," kata Sujoko.

Tinggalkan Duka Mendalam Bagi Sang Istri

Novrianti tidak dapat menghentikan tangisnya saat memandang wajah suami tercintanya, Alis (27), yang terbujur kaku di RS Bhayangkara Polda Kepri, Batubesar, Kecamatan Nongsa, Senin (28/11/2016) siang tadi.

"Sebelum meninggal, suami bilang adek sayang Abang kan? Kenapa dia tanya gitu. Dia orangnya baik dan romantis, saya tidak bisa melupakannya," kenang ibu satu anak ini sambil mengusap pundak ibu mertuanya.

Sikap sang suami yang berbeda dari hari-hari sebelumnya, sudah dirasakan Novrianti. Hanya saja, ia tidak menyangka bila tanda tersebut merupakan kenangan terakhir dari suaminya.

Dan kini, pupus sudah harapannya untuk membangun impian yang direncanakan bersama suami tercinta, yang ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di perairan Pulau Buluh, Kecamatan Bulang, Senin (28/11/2016) pagi.

"Pernikahan kami baru berumur 2 tahun dengan dikarunia 1 anak. Masih banyak mimpi kami yang belum tercapai," kata Novrianti dengan berlinang air mata.

Di matanya, Alis merupakan sosok penyayang terhadap keluarga, juga ramah dan mudah berbaur dengan warga. Saat ditemukan terapung dengan kondisi yang mengenaskan, warga yang mengetahui langsung berdatangan ke rumahnya.

"Tadi pagi banyak orang-orang ke rumah, banyak kesan yang baik, jadi kami merasa kehilangan sekali," katanya gundah bercampur amarah karena kapal yang menabrak suaminya, duduga kapal penyelundup, meninggalkan begitu saja tanpa memberikan pertolongan.

Editor: Dardani