Geram UWTO akan Lakukan Aksi Besar-besaran

Mahasiswa Kumpulkan Seribu Koin untuk Sumbangsih Tolak UWTO
Oleh : Gokli Nainggolan
Rabu | 09-11-2016 | 19:51 WIB
koin-uwto4.jpg

Sejumlah mahasiswa mengumpulkan koin dari masyarakat di Simpang Jam dan Simpang Kabil, Rabu (9/11/2016) sore, sebagai sumbasih dukungan penolakan UWTO di Kota Batam. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gerakan masyarakat menolak Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) di Kota Batam masih terus bergulir. Penolakan akan terus berlangsung sampai uang sewa lahan yang dipungut BP Batam itu dihapuskan.

Sejumlah elemen masyarakat yang menolak pembelakuan UWTO ini bahkan telah berdemo di BP Batam. Dan hasilnya, UWTO masih ada dan bahkan dengan nilai yang jauh lebih besar dari sebelumnya, yang disebut sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 148 tahun 2016 dan Peraturan Kepala (Perka) BP Batam Nomor 19 tahun 2016.

Namun, aksi menolak UWTO bukan berarti harus ikut mendemo BP Batam. Partisipasi mendukung penolakan UWTO bisa juga diwujudkan dengan cara menggalang dukungan, tenaga, pikiran, dan lainnya.

Seperti halnya yang dilakukan sejumlah mahasiswa di Simpang Jam dan Simpang Kabil, Rabu (9/11/2016) sore. Mereka mengumpulkan koin dari masyarakat sebagai sumbasih dukungan penolakan UWTO di Kota Batam.

"Untuk turun melakukan aksi, tak semua masyarakat bisa ikut. Tetapi, dengan memberikan sumbangan, merupakan bentuk keterlibatan masyarakat memperjuangkan haknya. Hak memiliki atas tanah sama dengan daerah lain, bukan hak untuk menyewa," kata Tongku April, Ketua GEMA Kepri.

Menurut dia, penolakan UWTO bukan kepentingan sekelompok orang, penguasa maupun pengusaha. Tetapi merupakan kepentingan bersama masyarakat Kota Batam.

"Adanya UWTO salah satu faktor penyebab harga rumah semakin mahal. Apalagi tarifnya naik, akan berimbas naiknya harga bahan pokok lainnya. Semua masyarakat akan merasakan akibatnya, jika UWTO tak dihapuskan," ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan Koordinator Gerakan Rakyat Menolak (Geram) UWTO, Syaiful Badri. Menurut dia, efek domino kenaikan tarif UWTO akan dirasakan semua lapisan masyarakat, tak terkecuali pengusaha maupun kaum pekerja.

"Yang sudah punya rumah, mungkin hanya memikirkan bagaimana membayar perpanjangan UWTO dan efek-efek lain dari kenaikan tarif itu. Tetapi, yang belum punya rumah, apa mereka masih punya harapan, jika harga rumah sudah selangit. Belum lagi memikirkan kebutuhan lainnya. Ini tidak bisa dibiarkan, UWTO harus dihapuskan," katanya.

Ia juga mengatakan, Geram UWTO dalam waktu dekat akan turun melakukan aksi besar-besaran di Batam. Geram UWTO, kata dia, merupakan gabungan dari pemuda, mahasiswa, ormas dan kaum buruh yang satu visi menolak adanya UWTO. "Penolakan UWTO kepentingan bersama, bukan sekelompok orang," tegasnya.

Selain melakukan aksi, Geram UWTO juga mengagendakan seminar atau simposium untuk mengkaji lebih dalam ketentuan soal UWTO. Pasalnya, UWTO hanya ada di Batam dan tidak dikenal di daerah-daerah lain. "Ini persoalan besar yang perlu dituntaskan," ujarnya. (*)

Editor: Dardani