Nusron Tegaskan Sejak Awal BNP2TKI Tanggung Jawab atas Kecelakaan TKI di Batam
Oleh : Irawan
Rabu | 09-11-2016 | 15:38 WIB
nusron2.jpg

Jumpa pers Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengenai penanganan korban selamat dan korban meninggal akibat kapal pengangkut TKI yang tenggelam di Perairan Batam pada, Selasa 2 November 2016 lalu.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menegaskan, pihaknya bertanggungjawab terhadap TKI yang mengalami kecelakaan kapal di Batam. Tanggungjawab itu diberikan dalam bentuk pemulangan korban selamat dan santunan biaya pemakaman.

"Kita yang pertama kali bertanggungjawab, bagaimana kita dianggap kita tidak hadir. Kita tidak mau ngomong-ngomong saja, tapi biarkan saja orang ngomong, kita sudah bekerja. Yang ngurus semua pemulangan itu, siapa ya kita pakai uang kita, uang BNP2TKI," kata Nusron dalam jumpa pers di Gedung BNP2TKI di Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Kepala BNP2TKI itu sengaja menggelar jumpa pers mengenai penanganan korban selamat dan korban meninggal akibat kapal pengangkut TKI yang tenggelam di Perairan Batam pada, Selasa 2 November 2016 lalu.

Menurut Nusron, dia sudah menugaskan Sekretaris Utama dan Deputi Perlidungan dan Kepala BNP3TKI Tanjungpinang untuk melaksanakan pihak-pihak terkait di Batam.

"Kita juga sudah membentuk posko di Batam bekerjasama dengan Dinas Sosial Batam. Kita yang ngeluarin dananya," kata Kepala BNP2TKI.

Nusron mengatakan, kejadian kapal tenggelam berawal pada Selasa (2/11/2016) lalu pukul 03.30 WIB, kapal kayu yang ditumpangi 101 TKI tenggelam di wilayah perairan perbatasan antara Jojor dan Batam.

Kapal kayu berangkat dari pelabuhan tradisional Senaru Kota Tinggi Johor dengan jumlah penumpang 98 orang TKI dan 3 ABK. Namun, kapal tidak memiliki dokumen resmi dan manifest penumpang.

"Setelah berlayar sekitar 1 jam 40 menit perahu terbalik akibat ombak besar di perairan perbatasan Jojor dan Batam," katanya.

Jumlah korban tewas mencapai 54 orang dan selamat 41 orang dari 13 provinsi. Yakni dari Nusa Tenggara Barat (NTB) jumlah korban selamat 25 orang, tewas 9 orang. Jawa Timur sebanyak 5 korban selamat dan 4 orang tewas. Nusa Tenggara Timur (NTT) tiga korban selamat.

Lalu, Nanggroe Aceh Darussalam 2 korban selamat dan 1 tewas, Sumatera dua korban selamat, Sumatera Selatan satu korban selamat dan Sumatera Barat 1 korban selamat dan tewas.

Selanjutnya, korban tewas berasal dari Jawa Timur (4), Jawa Tengah (2), Jawa Barat (1), Kepulauan Riau (1), Lampung (1) dan Kalimatan (1). Kemudian dua ABK selamat dan 33 korban tewas belum terindentifikasi.

Nusron mengatakan, jumlah korban yang masih dalam pencarian 6 orang, jumlah korban meninggal yang sudah dipulangkan sebanyak 21 orang dan jumlah korban meninggal yang belum dipulangkan karena masih dalam prosess identifikasi 33 orang.

"Jumlah korban selamat yang sudah dipulangkan oleh BNP2TKI sebanyak 22 orang ditambah 1 orang ke Sumbar. Jumlah korban selamat yang belum dipulangkan karena masih proses administrasi 3 orang. Jumlah korban selamat yang dipulangkan Kemnaker sebanyak 12 orang," katanya.

Nusron menambahkan, BNP2TKI telah menyusun arah kebijakan untuk meminimalisir terulangnya peristiwa tersebut, yakni melibatkan unsur pemerintah dan unsur masyarakat. Dari unsur pemerintah antara lain mendirikan LTSP di daerah sumber TKI seperti NTB, NTT, Jabar dan Jateng. Mendirikan LTSP di daerah perbatasan seperti Nunukan, Batam, Tanjungpinang dan Pontianak.

"Sedangkan untuk unsur masyarakat partispasi dalam memastikan informasi menjadi TKI yang tepat, serta melaporkan kepada apartur pemerintah apabila ada calo atau oknum yang menawarkan jalur non prosedural," katanya.

Editor: Surya