Dua Kakak Beradik Tewas Tenggelam di Kolam Galian PT Cipta
Oleh : Berton S
Minggu | 06-11-2016 | 18:17 WIB
duaberadiktenggelam2.jpg

Jenazah bocah korban tewas tenggelam di kolam galian PT Cipta Group di Kavling Flamboyan, RT 01/ RW 02 Kelurahan Seipelunggut, Kecamatan Sagulung, di RSUD Embung Fatimah Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Dua Kakak beradik yang masih duduk di bangku kelas 4 dan 3 SD, Rico (10) dan Brian (8), tewas tenggelam di kolam galian PT Cipta Group di Kavling Flamboyan, RT 01/ RW 02 Kelurahan Seipelunggut, Kecamatan Sagulung, Minggu (6/11/2016) sekira pukul 09.30 WIB.

Warga sekitar yang melihat kejadian, Maman, mengatakan, saat itu keduanya asyik memancing. Tapi tiba-tiba Rico terpeleset dan tercebur ke dalam kolam. Melihat kakaknya tenggelam, Brian langsung melompat ke dalam kolam hendak membantu adiknya. Namun naas, Brian yang hendak menolong kakaknya malah ikut tenggelam.

Melihat kedua bocah yang masih duduk di bangku kelas 4 dan kelas 3 SD itu tenggelam, anak-anak yang lainnya yang ikut memancing bersama kedua korban langsung berlari memanggil warga untuk membantu korban.

Kakek korban, Parlaungan Siregar, setiba di lokasi menemukan kedua cucunya sudah diangkat dari dalam kolam. Parlaungan pun langsung membawa kedua cucunya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah untuk mendapatkan pertolongan.

"Saat di atas mobil Brian masih bernafas. Namun setibanya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD, suda tidak bernyawa lagi," ujar Parlaungan di kamar jenazah RSUD Embung Fatimah dengan berlinang air mata.

Selama ini, kata Parlaungan, anak-anak sangat senang bermain di sekitar kolam sambil memancing. Diketahui, kolam yang telah merenggut dua anak tak bernoda itu merupakan galian untuk kepentingan pembangunan Pasar Buana Cipta Bisnis Centre milik PT Cipta di Dapur 12, Sagulung.

Parlaungan juga berharap kepada pihak terkait, agar bisa memberikan teguran kepada pihak perusahaan untuk segera menimbun kolam tersebut, agar tidak ada lagi korban jiwa.

"Anak anak sekitar suka bermain di sekitar kolam. Walau kita selalu melarang, namun namanya anak anak, ya beginilah jadinya. Agar tidak ada lagi korban, kami berharap Pemerintah kota Batam memberi peringatan ke pihak pengembang, karena kalau kami yang melarang tidak diindahkan," ujarnya. (*)

Editor: Yudha