Tolak UWTO, Pengusaha Tionghoa akan Tutup Usahanya Selama Tiga Hari
Oleh : Gokli Nainggolan
Minggu | 30-10-2016 | 11:30 WIB
20161030_130612.jpg

Ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Batam - Sejumlah pengusaha etnis Tionghoa mengancam bakal menutup usahanya di Batam, apabila Peraturan Kepala (Perka) Badan Pengelola (BP) Batam yang mengatur tentang besaran tarif Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) yang baru, yang dinilai sangat tidak masuk akal dan sangat memberatkan masyarakat Batam,  tidak dicabut atau direvisi.

Ancaman tersebut disampaikan dalam bentuk selebaran tertulis yang mereka sebarkan. Bahkan mereka juga akan memasang spanduk "Tolak UTWO" dan di sejumlah jalan protokol dan strategis di Batam. Apabila tidak juga digubris, usaha mereka di Batam akan ditutup sementara atau selamanya.

"Saudara-saudara etnis Tionghoa Batam yang senasib dan seperjuangan. Oleh karena kenaikan UWTO yang sangat tidak masuk akal, maka melalui rapat para sesepuh-sesepuh, ketua-ketua dan pemuka-pemuka masyarakat Tionghoa Batam, maka mulai Senin, tanggal 31 Oktober, kita sepakat akan mengadakan aksi solidaritas untuk menolak kenaikan tarif UWTO ini dengan cara memasang spanduk "Tolak UTWO" di ruko atau bangunan tempat usaha masing-masing," begitu isi selebaran tersebut.

"Dan apabila BP Batam tidak merespon tuntutan kita, maka kita akan mengadakan aksi "Tutup Usaha" selama 3 hari, mulai tanggal 7, 8 dan 9 November 2016, sebagai bentuk protes dan bentuk kekecewaan kita," lanjut selebaran tersebut.

Namun, hingga kini belum diketahui siapa pihak yang bertanggung jawab yang mengatasnamakan etnis Tiongho tersebut, dan hanya tertulis Tim Tolak UWTO.

Sebelumnya, penolakan juga disampaikan sejumlah kalangan pengusaha, LSM, mahasiswa, warga pemukiman dan kelompok mengatasnamakan Melayu Melawan.

Editor: Surya