Kesetiaan Pahlawan Transportasi Pulau Ngenang
Oleh : Harjo
Senin | 24-10-2016 | 08:00 WIB
penambang-perahu-safar1.jpg

Safar (62), puluhan tahun setia mengantarkan para penumpang menuju pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Ngenang Nongsa Batam. (Foto: Harjo)

 

LAUT, tidaklah memisahkan ribuan pulau di Provinsi Kepri. Justru lautlah yang merangkainya menjadi satu kesatuan tak terpisahkan. Bagi Safar, warga asal Teluk Nipah, Kota Batam, laut adalah berkah. Puluhan tahun ia setia mengantarkan para penumpang bersafar menuju pulau-pulau di sekitar Pulau Ngenang. Berikut tulisan wartawan BATAMTODAY.COM, Harjo tentang "pahlawan transportasi" Pulau Ngenang itu.

Pulau Ngenang, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, adalah sebuah pulau yang didiami oleh sekitar 200 kepala keluarga (KK). Mayoritas mereka adalah Suku Melayu, dengan kondisi alamnya yang masih sangat natural. Mobilitas warga di pulau ini, selain mengunakan transportasi berupa perahu kayu atau pompong dan boat.

Sementara untuk untuk di darat, mereka mengunakan kendaraan roda dua. Meski belum ramai, karena memang kondiai jalan untuk di darat masih belum terbangun dengan baik. Tapi, saat ini sudah ada jalan beton yang menjadi akses penghubung satu-satunya.

Diantara warga Pulau Ngenang itu adalah Safar. Pria asal Teluk Nipah Pulau Batam yang lahir pada 62 tahu lalu itu sudah sejak puluhan tahun lalu, menjadi penambang atau tukang antar jemput warga pulau mengunakan boat miliknya.

"Sejak belasan, bahkan puluhan tahun lalu, bisa menghidupi keluarga dengan menjadi penambang di laut dengan mengantar warga dari Pulau Ngenang ke sejumlah pulau yang ada di sekitarnya," ujar Safar kepada BATAMTODAY.COM di Pulau Ngenang, Nongsa Batam, Sabtu (22/10/2016).

Safar, ayah dua orang anak itu kini hidup bahagia sebagai penambang boat. Kebahagiannya pun semakin lengkap dengan kehadiran cucu.

Setiap hari, Safar selalu menghampiri sejumlah pulau. Baik dari Pulau Ngenang dan sebaliknya. Atau, dari dari Pulau Teluk Nipah, Telagaungur Batam, Pulau Kasam, Pulau Kubung, Pulau Todak, Tanjungsauh dan Tanjunguban Bintan serta sejumlah tempat atau pulau lainnya.

"Tergantung warga yang membutuhkan, kalau memang memungkinkan untuk diantar akan tetap di layani," lanjutnya sambil terus cekatan memainkan mesin tempel perahu kayunya.

Lebih jauh, Safar menuturkan, dirinya menjalankan profesi sebagai penambang di laut, mulai dia baru memiliki pompong atau kapal mesin ukuran kecil, hingga saat ini memiliki boat yang tersebut dari viber. Begitu juga untuk boat viber mulai dari mesin 5 PK hingga saat ini, mengunakan mesin 40 PK, sehingga bisa mengantarkan penumpang yang semakin luas.

Seorang penumpang langganan Safar, Erna Wati bin Saharudin (23) warga Pulau Ngenang yang saat ini sudah berdomisili di Tanjunguban, mengatakan, Pak Safar adalah salahseorang pejuang penghubung jalur transpotasi laut antar pulau terutama dari Pulau Ngenang dengan pulau lainnya yang ada di sekitarnya.

"Pak Safar, salah seorang dari beberapa penambang lainnya yang ada di sekitar pulau Ngenang, sangat berjasa bagi masyarakat pulau, karena mereka selalu siap saat warga membutuhkan saat warga akan bepergian untuk kebutuhan apa pun," tutur Erna Wati.

Erna melanjutkan, dia bersama sejumlah warga terutama yang sudah berdomisili di luar Pulau Ngenang, memang merasakan sangat besar peran para penambang laut. Apalagi, khusus anak pulau yang akan menimba pendidikan setelah lulus tingkat SMP. Harus sekolah keluar, karena di Pulau Ngenang baru ada sekolah tingkat SD dan SMP.

"Termasuk saya dulu, saat lulus SMP harus keluar pulau dan saat hari libur transportasi berupa pompong atau boat seperti milik Pak Safar yang selalu antar dan jemput. Hingga generasi saat ini, transportasi laut ini, memang masih menjadi satu-satunya yang bisa diharapkan dan kapan pun warga pulau membutuhkan jasanya," lanjut Erna Wati.

Semoga, transportasi antar pulau kecil di Kepri bisa semakin baik dan modern lagi.

Editor: Dardani