Ratusan Buruh Demo PT Bok Seng Batam
Oleh : Harun Al Rasyid
Selasa | 23-08-2016 | 09:02 WIB
buruhboksengdemo.jpg

Para buruh kontraktor dan sub kontraktor PT Bok Seng Singapura saat menggelar aksi demo di depan perusahaan asal Singapura itu di Tanjunguncang Batam. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Akhirnya, kesabaran para buruh perusahaan kontraktor dan subkontraktor PT SBF Shipbuilder Batam itu habis. Mereka pun menggelar aksi demo di depan anak perusahaan Bok Seng Singapura, Tanjunguncang Batam, Senin (22/8/2016).

Sekitar 100 orang buruh perwakilan dari 7 perwakilan dari kontraktor dan sub kontraktor tak sabar lagi hak-hak mereka dipermainkan oleh manajemen perusahaan asal Singapura itu. Mereka menuntut agar tagihan PT PNE (Panji Notonogoro Engineering), kontraktor PT SBF Shipbuilder sebesar Rp3,3 miliar segera dibayar.

Karena, dari ratusan tagihan tersebut ada yang sudah jatuh tempo lebih dari 16 bulan. Padahal, kontraktor inilah yang membangun kapal dan telah dioperasikan oleh pihak manajemen PT Bok Seng.

“Kami minta pihak manajemen PT SBF segera melunasi tagihan, karena akibat dari tunggakan yang tidak biayar itu, kami tidak gajian, bahkan tidak bisa lebaran,” ujar Koordinator Aksi Lapangan, Junaidi dari PT PNE Batam.

Aksi damai itu mereka gelar dari pukul 09.00 Wib hingga siang hari. Namun, mereka hanya ditemui oleh Technical Advisor Bok Seng Singapura, Simon, seorang warga Singapura dan Staf Bagian Umum Bok Seng, Muladi.

Baca Juga: Bertambah Lagi, Korban Penipuan Investor Asing di Batam

Kepada massa buruh, Simon mengatakan, bahwa bos mereka saat ini sedang berada di Singapura. Karena sehari-hari, bos Bok Seng yang juga owner PT SBF Shipbuilder, Hendri Ng, warga Singapura, selalu berada di negaranya.

Sementara itu, Direktur PT Panji Notonogoro Engineering, Diana Safitri mengatakan, sebelum turun aksi demo, sudah dilakukan tiga kali pertemuan antara perwakilan buruh dengan pihak manajemen PT SBF Shipbuilder. Yaitu, dari tanggal 18-20 Agustus 2016. Tapi tidak membuahkan hasil.

Sampai dengan berita ini diunggah, belum ada ada pembayaran dari pihak Bok Seng Singapura kepada perusahaan kontraktor dan sub-kontraktor yang telah rampung membangun kapal dan telah dioperasikan itu.

“Jika gaji dan hak-hak kami tidak juga dibayar oleh perusahaan asal Singapura ini, kami akan kembali melakukan aksi dengan jumlah massa yang lebih besar lagi,” tutup Junaidi.

Editor: Dardani