Ini Pengakuan MDA, Rencanakan Bunuh Janin di Kandungan Sang Pacar
Oleh : Hadli
Selasa | 16-08-2016 | 19:23 WIB
pelaku-pemerkosaan-di-Niongsa.jpg

NA (kiri) dan MDA pelaku utama (kanan) beserta barang bukti yang digelar Polsek Nongsa (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - MDA, salah satu siswa SMKN di Kampung Panau, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa, mengaku merencanakan pembunuhan terhadap janin di kandungan pacarnya, karena takut dimarahi neneknya. Pacarnya DDCR, salah satu siswi pesantren di Batubesar, Kecamatan Nongsa, mendesak untu bertanggung jawab atas kehamilannya.

"Tapi bukan dia (DRCR) yang mau saya bunuh, tapi janin yang ada di kandungannya," kata MDA kepada BATAMTODAY.COM di Mapolsek Nongsa, Selasa (16/8/2016).

Sebelum melakukan percobaan pembunuhan terhadap janin di kandungan sang pacar, dia mengku telah berupaya menggugurkan kandungan dengan cara memberikan nanas, ragih, bodrek. Namun kondisi kehamilan sang pacar tidak memburuk seperti khayalannya.

"Sama sekali dia tidak merasakan sakit setelah semuanya saya berikan. Kondisinya semakin sehat," katanya dengan lugu.

Korban DDCR saat mendapat 9 jahitan di kepala saat dirawat dokter RS Bhayangkara Polda Kepri (Foto: Hadli)

Pikiran jahat terus menghantui ABG berusia 16 tahun yang masih duduk di bangku kelas 10 SMKN itu. Lantas ia merencanakan membunuh sang janin dengan cara memukul perut korban. Lokasi disiapkannya tidak jauh dari rumahnya. Bahkan peratalan untuk melumpuhkan korban hingga menguburkan janin juga sudah disiapkannya.

"Batu lesung saya bawa dari rumah, punya nenek. Kayu (runcing) saya ambil di sekitar lokasi. Lubang itu awalnya sudah ada. Tapi saya dalami lagi," akunya kembali.

Pada Senin (15/8/2016) pukul 20.30 WIB, aksinya dilanjutkan setelah janji bertemu dengan korban di belakang Rumah Makan Bahagia 2 Batubesar, Kelurahan Batunesar, Kecamatan Nongsa. Pertemuan yang berlangsung, membahas kehamilan korban.

Setelah itu, pelaku langsung memukul kepala korban dengan tangan kosong berulang kali dan menggunakan anak batu lesung (gilingan cabai) hingga korban pingsan.

Melihat kondisi korban sudah tergeletak pingsan, MDA menghubungi rekannya, NA, yang juga rekan satu sekolah untuk membantu mengangkat korban memasukkan ke dalam lubang yang sudah disiapkan MDA.

Namun sebelum mengangkat korban, dengan kondisi korban yang bersimpah darah akibat pukulan di bagian kepala, MDA masih menyempatkan diri menggerayangi tubuh korban. Sementara NA hanya terpelongkok melihat aksi bejat kawannya.

"Saya tidak ikut melakukannya. Hanya melihat karena saya takut. Awalnya saya juga tidak mau mengangkat tapi dibujuk terus sama dia (MDA). Saya bilang nanti sidik jari saya ada. Dia bilang gak papa," kata NA.

Setelah membantu mengangkat korban, NA langsung melarikan diri ketakutan. Sementara MDA tengah berupaya memperbaiki pakaiannya yang masih terlepas.

"Pas saya pasang celana, kakinya menyenggol saya. Saya pukul lagi dan melarikan diri," kata dia.

Kapolsek Nongsa Kompol Safruddin Dalimunthe (Foto: Hadli)

Kapolsek Nongsa Kompol Safruddin Dalemunthe mengatakan, pada saat korban dipukul setelah disetubuhi, korban berpura-pura pingsan, seolah telah meninggal. Di saat kedua korban sudah melarikan diri, barulah korban berupaya bangkit dan berjalan sambil terpapah perlahan ke jalan, yang tak jauh dari lokasi kejadian, meminta bantuan pada masyarakat sekitar.

"Akibat kejadian tersebut korban menderita luka memar di pelipis mata kanan, robek pelipis di mata kiri, memar di pipi kiri, memar leher kiri bawah, robek kepala belakang (9 jahitan) dan memar pada bagian punggung. Tapi tentunya korban mengalami shock yang mendalam," kata dia.

Saat ini korban dirujuk untuk dirawat di RSUD Embung Fatimah, Batu Aji dari RS Bhayangkara Polda Kepri atas permintaan keluarga korban.

Editor: Udin