Puluhan Ton Limbah B3 di Rempang Cate Diangkut ke KPLI Kabil untuk Dimusnahkan
Oleh : Hadli
Kamis | 11-08-2016 | 08:24 WIB
limbah-b3-di-cate2.jpg

Temuan Limbah B3 di Galang: Bapedal bergotong royong bersama masyarakat dan sejumlah anggota Batalyon Marinir 10 SBY membersihkan limbah B3 jenis slage oil yang ditemukan di Kampung Pasir Panjang, Pulau Panjang, Kelurahan Repang Cate, Kecamatan Galang.

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Kota Batam menemukan puluhan ton limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) jenis slage oil di Kampung Pasir Panjang, Pulau Panjang, Kelurahan Repang Cate, Kecamatan Galang.

Temuan limbah tersebut ditindaklanjuti Bapedal dengan cara mengangkut ke KPLI Kabil, Kecamatan Nongsa, dengan cara bergotong royong dengan masyarakat sekitar dan puluhan anggota Batalion Infantri 10 Marinir Satria Bumi Yuda (SBY), untuk kemudian dimusnahkan.

"Sampel limbah B3 sudah kita ambil sebelumnya guna diuji. Pembersihan selama dua hari ini untuk kita musnahkan ke KPLI," kata Kepala Bapedal Kota Batam Dendi Purnomo di lokasi pembersihan, Rabu (10/8/2016).

Pembersihan limbah B3 yang dilakukan dengan cara menggali kare limbah berasal dari sisa pembakaran mesin kapal tanker itu sudah terbenam sekitar 30 centimeter dan bergumpal dengan pasir di sepanjang bibir pantai. Bahkan juga ditemukan limbah yang dibuang masih dalam karung.

Untuk melakukan pembersihan yang dimulai hari Rabu ini, Bapedal menyiapkan peralatan, seperti cangkul, skop, gerobak dan 2.000 lebih karung untuk tempat limbah.

"Limbah ini berasal dari utara Batam. Berdasarkan hasil uji, limbah yang terdampar di sini juga berbeda satu sama lain, seperti yang terdampar di Tanjungriau, Batu Merah dan Teluk Mata Ikan Nongsa," terang Dendi.

Ia menjelaskan, limbah yang ditemukan hampir setiap tahun berasal dari laut OPL. Dugaannya kapal-kapal tanker yang melintas di jalur internasional itu banyak yang membuang limbah B3.

"Saat ini kondisi Batam sudah sangat mengkhawatirkan. Tapi sayang, tidak bisa kita ungkap karena kewenagan penanganannya bukan sama kita yang di daerah, melainkan ada pada kementerian," tuturnya.

Perkiraan awal, tambah Dendi, limbah B3 yang terdampar di Kampung Pasir Panjang, Pulau Panjang, Kelurahan Repang Cate, Kecamatan Galang sekitar 20 ton. "Tapi sepertinya lebih dari 20 ton," ujarnya.

Sarmik, Ketua RW 03 Pasir Panjang, mengungkapkan, limbah yang terdampar di tempatnya sudah terjadi sejak ia masih kecil.

"Sudah lama berjalan (limbah B3 terdampar), setiap terjadi setahun sekali pada bulan 11-12. Saat itu air laut dalam kondisi pasang tinggi (musim Utara) terdampar sampai jalan," kata nenek berumur 60 tahun ini.

Ia menjelaskan, bila limbah B3 yang berasal dari kapal itu sudah terdampar akibatnya masyarakat yang dirugikan. Kerusakan pada jaring, sampan hingga mengotori seragam anak-anak sekolah tidak terelakkan lagi.

"Jaring kalau sudah kena tidak bisa dipakai lagi. Mau tidak mau dibuang. Sampan juga terpaksa tidak bisa dipakai sampai berbulan-bulan karena harus dibersihkan.

Ia juga memperkitakan, limbah tersebut merupakan tumpukan minyak yang sudah mengental dan dibuang oleh kapal tanker dari laut OPL. Namun, sejauh terjadinya pencemaran lingkungan, pihaknya tidak pernah tau berasal dari kapal mana.

"Saya kira kapal yang melintas sambil membuang limbah ini. Tapi kami tidak pernah tau yang mana kapalnya," tuturnya.

Dengan langkah pembersihan limbah B3 yang dilakukan Bapedal Kota Batam di lingkungan Pasir Panjang seluas 10 kilometer, tambah Sarmik, sebagai ketua RW mengucapkan rasa terima kasih yang dalam. Namun harapannya, pencemaran lingkungan ini tidak terjadi lagi.

"Harapan kami warga Pasir Pajang aparat terkait dapat mengungkap dan menindak pelaku yang membuang limbah-limbah berbahaya ini," harapnya.

Editor: Dardani