Terbukti, Jaringan Teroris Jadikan Batam sebagai Pintu Masuk
Oleh : Romi Candra
Selasa | 09-08-2016 | 19:56 WIB
jaringanuighur.jpg

Inilah diantara jaringan kelompok teroris asal Uighur Cina yang ditangkap di Indonesia. (Foto: Benanews)

BATAMTODAY.COM, Batam - Berada dekat dengan negara tetangga, membuat Batam juga dijadikan pintu masuk jaringan kelompok teroris. Terbukti, orang-orang etnis Uighur dari Cina, kelompok teroris yang pernah dipimpin Abu Wardah alias Santoso, Mujahidin Indonesia Timur, ternyata menjadikan Batam sebagai pintu masuk.

Buktinya, bulan April 2016 lalu, salah seorang dari kelompok Uighur berhasil diamankan di Batam. Dari keterangan yang didapat, satu orang tersebut memiliki nama Indonesia berinisial D.

"Lima orang ( yang ditangkap Tim Densus 88) ini yang memfasilitasinya. Mulai dari tempat tinggal, latihan serta dokumen-dokumen yang diperlukan untuk identitasnya di Indonesia," ungkap Kapolresta Barelang, Komisaris Besar Helmy Santika, Selasa (9/8/2016).

Diungkapkan Kapolresta Barelang, dalam latihannya itu mereka tidak besembunyi di dalam hutan. Tapi, mereka justru mengelabui masyarakat dengan latihan di pinggir jalan atau tempat keramaian, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.

"Dalam prosesnya untuk orang Uighur ini, kita kedepankan persoalan keimigrasian. Kemudian ia dideportasi kemnali ke China, kampung halamannya," terang Helmy.

Selain itu, ia juga membenarkan bahwa lima terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 di Batam sudah diberangkatkan ke Jakarta pagi tadi. "Yang terbukti baru lima orang ini. Istri GRD tidak dibawa. Sejauh ini tidak terlibat, tapi kalau nanti ada kaitannya, tidak tertutup kemungkinan juga diamankan," tambahnya.

Yang jelas, lanjut Helmy, kegiatan untuk penumpasan teroris tidak akan berhenti sampai di sini. "Penyelidikan terhadap jaringan ini terus dilakukan untuk mencari anggota lainnya. Kepada masyarakat juga dihimbau agar tetap tenag, karena sampai saat ini Batam masih aman. Pihak Singapura juga, mengapresiasi kita karena bisa dengan cepat melakukan pencegahan," pungkasnya.

Editor: Dardani