Pengakuan Ibu Kandung, MT Alami Trauma Setelah Dibebaskan
Oleh : Harun al Rasyid
Sabtu | 06-08-2016 | 13:22 WIB
densus-botania.jpg

 

BATAMTODAY.COM, Batam - Meski telah dibebaskan, MT terduga teroris yang sempat diciduk Tim Densus 88 masih mengalami trauma. Trauma yang didapat setelah ia dan keluarganya menjadi sorotan warga Batam karena ditangkap tim antiteror karena diduga terlibat tindak pidana terorisme, Jumat (5/8/2016) sekitar pukul 07.30 WIB.

Trauma yang dialami MT, diungkapkan ibu kandung MT, Desi, saat ditemui BATAMTODAY.COM di rumahnya di Perumahan Batuaji Indah Blok S nomor 15, Sagulung Kota, Kecamatan Sagulung, Batam, Sabtu (6/8/2016).

Desi menuturkan, pasca-diantar pulang oleh dua polisi Jumat (5/8/2016) sekitar pukul 18.30 WIB, MT terlihat trauma. Meski secara kondisi fisik, buah hatinya itu terlihat sehat, namun kondisi psikologis lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Batam jurusan Mekatronika ini masih trauma berat.

"Anak saya itu jadi trauma hingga sekarang. Tadi malam waktu tidur terus dengar suara mobil langsung kaget. Mama ada apa itu, siapa yang datang," tutur Desi sambil menirukan ucapan anaknya.

MT bahkan sudah disarankan untuk berkonsultasi ke dokter atau ke psikolog. Hal itu dimaksud untuk mengembalikan kondisi psikologis anaknya. "Nantilah kita bawa ke dokter saja. Saya khawatir berkepanjangan truamanya itu," ujarnya.

Desi menyebut, trauma yang terpaksa ditanggung anaknya lantaran pria yang bekerja di perusahaan perakit laptop di kawasan Bintang Industri Tanjunguncang ini diciduk di tengah jalan. Lalu kedua tangannya diborgol dan dikenakan sebo selayaknya pelaku kriminal.

"Kata anak saya, waktu ditangkap kepalanya ditutup pakai sebo tangannya juga diborgol. Terus di sana diinterogasi di ruang masing-masing. Dia kan tak tahu apa-apa makanya jadi trauma sekarang," tutur Desi.

Trauma yang dialami MT juga berdampak pada ibu kandungnya ini. Selama ini, kata Desi, MT termasuk anak yang penurut dan tidak terlibat masalah sosial apalagi terlihat jaringan teroris. "Anak saya gak neko-neko kok. Tak mungkin dia jadi teroris. Ini malah buat nama keluarga jadi buruk. Pandangan masyarakat sudah berbeda," ucap Desi.

Editor: Dodo