Permendikbud Tak Dihiraukan, SMKN 5 Batam Tetap Laksanakan MOS
Oleh : Harun al Rasyid
Selasa | 19-07-2016 | 13:54 WIB
mpsl-smk-5-batam.jpg

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Batam yang berlangsung ala MOS. (Foto: Harun al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Batam tak menghiraukan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 18 Tahun 2016.

 

Dalam peraturan yang baru ini diterapkan MPLS menggantikan Masa Orientasi Siswa (MOS) Baru dengan ketentuan dilarang melibatkan senior, alumni, membawa macam-macam atribut dan aktivitas lainnya ternyata tak dihiraukan. Nyatanya, pelaksanaan MPLS di Sekolah yang berada di Kavling Kamboja, Dapur 12, Sagulung, Batam "jauh panggang dari api" alias sama seperti MOS.

Pantauan BATAMTODAY.COM, semua siswa masih membawa atribut seperti kain warna biru dan kuning, mengenakan seragam olahraga putih hitam, dan berbagai jenis atribut yang terbuat dari kertas. Semua atribut ini wajib dikenakan peserta baru.

Pada punggung bagian belakang siswa baru juga digantungi kertas bulat yang bertuliskan nama masing-masing siswa baru. Masing-masing siswa baru juga terlihat menenteng dua bungkus mi instant yang belum diketahui peruntukannya. Di bagian kepalanya terdapat balutan kain warna biru dan kuning serta berbagai hiasan kecil lainnya.

Begitu juga dengan para senior yang tampak tegas dengan suara yang lancang memberikan arahan dan perintah baik hanya sekedar untuk suruh berdiri, duduk ataupun tiarap. Beberapa siswa diantaranya tampak takut dan diam seraya menuruti arahan senior.

PLS di SMKN 5 ini jelas melanggar imbauan pemerintah. Pemandangan ini tentu sama saja dengan pelaksanaan MOS yang biasa dilakukan oleh setiap sekolah pada tahun-tahun sebelumnya.

Ketika sejumlah wartawan mencoba meliputi kegiatan PLS yang dilakukan di halaman depan SMKN 5 Batam ini mendapat hadangan dari para siswa senior maupun guru yang berjaga. Mereka melarang wartawan untuk mengambil gambar dengan alasan harus melalui izin dari kepala SMKN 5 Batam Agus Syahrir.

"Jangan diliput, harus ada izin dulu. Mana surat izin kalian," kata Enda, salah satu guru wanita di sedang mengawasi kegiatan PLS di SMKN 5 Batam.

Sementara itu wartawan yang mencoba menghubungi nomor ponsel Agus Syahrir tak mendapatkan hasil. Agus diketahui sedang tidak berada di sekolah ini dan mematikan ponsel selulernya.

Kegiatan PLS ini tetap berlanjut. Para siswa baru dibariskan di lapangan sekolah. Sejumlah siswa senior lainnya tampak penuh semangat memberikan arahan ataupun perintah kepada siswa baru.

"Siswa yang paling depan sana mungkin dihukum. Dari dandanan pakaiannya, agak beda sendiri," ujar salah satu warga yang ikut menyaksikan kegiatan PLS tersebut.

Editor: Dodo