BP Batam Enggan Komentari Peredaran Daging Ilegal di Batam
Oleh : Roni Ginting
Senin | 27-06-2016 | 14:14 WIB
daging-sapi-impor-batam.jpg

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengusahaan (BP) Batam enggan mengomentari soal banyaknya daging ilegal di Batam yang berdasarkan data dari Komisi Persaingan Usaha (KPPU) Batam mencapai 87,85 persen.

"Mengenai itu bisa konfirmasi dengan KPPU saja," kata Direktur Humas dan Promosi BP Batam, Purnomo Andiantono kepada BATAMTODAY. COM, Senin (27/6/2016).

Ia menjelaskan, jika ada daging ilegal maka pengawasan ada di pintu masuk. Hal itu bisa ditanyakan ke instansi terkait.

Menurutnya, komoditi daging yang masuk sudah mendapat persetujuan impor dari Kementerian Pertanian.

"Sama seperti barang-barang ilegal lain kan ada yang berwenang menangkap. BP Batam kan tak bisa menangkap atau menahan penyelundup," terang Andiantono.

Sedangkan mengenai kuota daging impor bukan Mei sampai Agustus 2016, PT Kharisma Karya Kartika total 85 ton, Realisasi masih kosong. PT Dewi Kartika Inti total 60 ton, realisasi 40 ton.
PT Batam Frozen Food, total 60 ton, dengan realisasi masih kosong.

"Untuk realisasi tercatat sampai awal Juni 2016," tutupnya.

Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Batam berkomitmen untuk lebih fokus mengawasi sektor pangan. Saat ini sedang membidik bisnis daging sapi, karena disinyalir terdapat ketimpangan pada pendistribusiannya.

Baca: Wah, Ternyata 87,85 - 91,35 Persen Daging Sapi yang Dikonsumsi Warga Batam Ilegal

"Berdasarkan data dari Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan (KP2K) Batam tahun 2014-2016, terdapat ketimpangan yang sangat besar antara demand dan supply daging sapi di Kota Batam," kata Lukman Sungkar, Kepala KPPU Batam, kemarin sore.

Dari data tersebut diketahui bahwa setiap tahun kebutuhan daging sapi di Batam dipenuhi dengan daging sapi ilegal mencapai 87,85 persen pada 2015. Sedangkan 2016 dari Januari-Agustus ditopang sebanyak 91,35 persen.

"Angka 87,85 - 91,35 persen merupakan angka yang fantastis. Boleh dikatakan sebagian besar masyarakat kota Batam termasuk hotel, restoran dan katering mengkonsumsi daging yang tidak jelas asal usulnya setiap hari," ungkap Lukman.

Editor: Dodo