Asppi Bakal Jadikan Panti Rehabilitasi BNNP Kepri Sebagai Destinasi Tour Pendidikan
Oleh : Romi Candra
Selasa | 21-06-2016 | 09:25 WIB
asppibatam.jpg

Foto bersama antara member Asppi Kepri dengan petugas BNNP Kepri. (Foto: Romi Candra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (Asppi) Kepri, berencana menjadikan panti rehabilitasi para pengguna narkoba yang dimiliki Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepri sebagai salah satu destinasi tour dalam bentuk paket tour pendidikan.

 

Hal itu dikatakan Ketua DPD Asppi Kepri, Irwandi Azwar, saat melakukan kunjungan atau goes to BNNP Kepri, dengan tema "Bersama Asppi Mewujudkan Pariwisata Bersih Narkoba", sekaligus buka bersama, Senin (20/6/2016).

"Rencana ini tertuang dalam MoU yang kita tandatangani bersama BNNP Kepri. Dengan kata lain, kita akan ikut memerangi peredaran narkotika di Kepri khususnya dan Indonesia secara umum," ujar Irwandi.

Keikutsertaan ini lanjutnya, dikarenakan tidak akan bisa dipungkiri bahwa pariwisata tidak terlepas dari bisnis hiburan yang berkaitan dengan alkohol, narkoba dan lain sebagainya. Namun ia berharap jangan sampai Indonesia malah dianggap menjadi daerah wisata narkoba.

"Dunia pariwisata memiliki banyak persaingan dari negara lain. Biasa saja negara lain menciptakan image negatif terhadap Indonesia dengan menyalurkan narkoba ke wilayah kita," terangnya.

Ada sebuah taktik dari negara luar, menggiring persepdi bahwa Indonesia wisata narkoba. Ini harus diantisiasi. Ketika semua pihak ikut memerangi narkoba, ini bisa merubah paradigma tersebut.

Contohnya saja tambah Irwandi, bisa dilihat dari kasus-kasus yang ditangani pihak terkait, banyak narkoba yang dibawa dari Malaysia. Nah hal ini sangat perlu dipertanyakan apa tujuan dan maksud dari negara tetangga tersebut.

"Bagi kami pelaku pariwisata, menilai ini seperti taktik dari mereka agar negara kita dianggap daerah narkoba. Kenapa mereka seakan mempermudah narkoba dibawa keluar dari Malaysia, sementara disana peraturanna sangat ketat?" Tukasnya.

Selain itu lanjutnya, narkoba bisa masuk dari mana saja. Tidak tertutup kemungkinan ada pelaku yang memanfaatkan travel-travel untuk membawa narkoba.

"Seperti Batam, banyak turis yang berada disini. Namun tidak semua mengunakan uangnya untuk belanja, tapi ada juga yang memanfaatkan daerah kita untuk mendapatkan uang dari narkoba. Mereka bisa saja mebawa narkoba dengan memanfaatkan travel yang ada, dengan berpura-pura menjadi wisatawan dan menjualnya disini," lanjutnya.

Untuk itu, Asppi sendiri akan ikut berperan memerangi narkoba dengan caranya sendiri, yakni mempromosikan kepada wisatawan dari luar yang datang, bahwa Indonesia bukanlah daerah narkoba.

Dengan dijadikannya panti rehabilitasi sebagai salah satu destinasi tour untuk pendidikan, tentu akan memperlihatkan pada negara luar bahwa Indonesia bukanlah daerah narkoba. "Kita akan memperlihatkan bagaimana kita memerangi narkoba, dengan menjadikan panti rehabilitasi seabagai salah satu tempat kunjungan wisata. Hal ini juga sudah dilakukan beberapa negara, seperti Thailand," paparnya.

Ia juga mengajak semua pihak-pihak yang terkait dengan dunia pariwisata, agar ikut serta membantu program pemerintah dalam memerangi narkoba. "Jika semua turut memeranginya, tentu hasilnya akan maksimal," tuturnya.

Dalam kunjungan tersebut, para member Asppi dibawa berkeliling melihat fasilitas yang dimiliki BNNP Kepri dalam menangani narkotika. Kemudian dilanjutkan seminar dan penandatanganan MoU hingga menjelang berbuka puasa.

"Melihat giat kita ini, organisasi masyarakat (ormas) turut mendukungnya, seperti ormas Gebrak dan pihak lainnya," pungkas Irwandi.

Editor: Dardani