Ini Perlawanan Intelektual Doktor Politik Kelahiran Bintan
Oleh : Saibansah
Sabtu | 04-06-2016 | 08:16 WIB
tokoh-muchidalbintan1.jpg

Muchid Albintani.

"Ini adalah perlawanan intelektual saya atas berbagai bentuk penistaan dan ketidakadilan pada kampung halaman saya, Kepri. Saya akan terus melawan secara intelektual."

TEKAD itu diungkapkan Muchid Albintani, seorang doktor ilmu politik yang saat ini menjadi dosen pasca sarjana di Universitas Riau (Unri) kepada wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah Dardani.

Melalui buku terbarunya berjudul, "Berburu Rente di Pulau Batam - Provinsi Istimewa Singapura, dan Negara Bintan" itulah, pria yang tak pernah menuliskan tanggal lahir di buku-bukunya itu, melakukan perlawanan.

Meski dilaunching secara sederhana di Restoran Martabak Har, Nagoya Batam, Kamis, 2 Juni 2016, pukul 18.05 Wib, namun pesan dari buku setebal 178 halaman itu tetap "nendang". Karena 32 judul artikel yang terangkum dalam buku tersebut tetap mengentak dan "membangunkan" warga Kepri, khususnya Batam untuk "bangun".

Sejumlah gagasan dan "perlawanan" dalam buku itu cukup mengagetkan. Seperti gagasan pembentukan provinsi elit Kepri, teori ledakan balon hingga gagasan pembentukan "Negara Bintan".

Di mata Muchid Albintani, saat ini Batam sudah benar-benar dalam posisi "tidak berdaya". Tidak berdaya dalam menghadapi tekanan dari dalam dan luar. Dari dalam, karena Jakarta tidak mampu membawa Batam menjadi lebih baik. Malah, sebaliknya, semakin terpuruk.

Termasuk, pergantian gerbong para petinggi Badan Pengusahaan (BP) Batam, tidak berdampak apa-apa. Harapan terjadi lonjakan arus investasi atau pergerakan lokomotif ekonomi di Indonesia bagian barat, itu masih sangat sangat jauh panggang dari api. Jakarta hanya ingin menguasai dan mengeksplorasi Batam habis-habisan, itu saja.

Expand