BATAMTODAY.COM, Batam - Dokter Reinhard Jhon Devison, SH, Sp.F, ahli forensik yang memeriksa jasad korban pembunuhan, Dian Milenia Trisna Afifah, memberikan keterangan di persidangan untuk perkara terdakwa Wardiaman Zebua, Kamis (19/5/2016) di Pengadilan Negeri (PN) Batam.

Menurutnya, sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap jasad korban, pembunuhan itu terjadi dengan sangat sadis. Sebab, pada jasad korban ditemukan banyak luka, seperti luka memar, lecet, tusukan, dan sayatan pada leher.

Sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya, Reinhard menyampaikan korban pertama ditusuk dari belakang sebanyak dua kali, punggung kakan dan kiri. Tusukan itu terjadi hampir bersamaan, satu hanya mengenai otot, dan satunya lagi tembus ke dada mengenai paru-paru dan jantung.

"Luka tusukan di bahu kiri, salurannya dari kiri ke kanan. Luka itu terjadi pada saat korban masih hidup dengan kondisi tidak menggunakan baju," kata dia.

Selain itu, juga ditemukan adanya luka memar di bagian wajah, bibir dan punggung sampai ke bokong. Bahkan, di daerah dinding kemaluan korban juga ditemukan adanya luka lecet, yang diakibatkan benda tumpul.

"Luka di bagian wajah dan mulut, kami simpulkan terjadi akibat benda tumpul. Mungkin dipukul atau dibekap," kata dia.

Bagaimana dengan luka tusuk?

Mengenai dua luka tusuk di punggung, kata Reinhard, akibat benda tajam jenis pisau bermata satu, yang lebarnya dari pangkal sampai ujung sekitar 2 centimeter. Sementara luka di sayat leher, sambungnya, juga diakibatkan benda tajam, jenis pisau yang awalnya ditusuk lalu ditarik ke samping.

"Luka di leher, di saat posisi korban tenang tak ada perlawanan. Mengakibatkan saluran pernapasan, urat nadi dan urat arteri putus," jelasnya.

Dari berbagai luka yang ditemukan di tubuh korban, sesuai keilmuan yang dipelajarinya, Reinhard dan satu dokter lainnya berkesimpulan, korban tewas akibat luka tusuk di punggung dan leher. Korban juga mengalami dicabuli, karena ditemukan adanya sperma yang sudah bercampur dengan cairan vagina.

"Kami menyimpulkan, korban setelah ditusuk dari belakang langsung lemas, tetapi masih hidup. Setelah itu dicabuli, lalu lehernya digorok untuk memastikan korban tewas," bebernya.

Masih kata Reinhard, kesimpulan soal tewasnya korban didapat, setelah mengumpulkan fakta-fakta, bahwa bercak darah di tubuh korban tidak ada yang terapus akibat gesekan. Hal itu menandakan, gorokan di leher terjadi setelah korban dicabuli.

Tak hanya melakukan pemeriksaan dalam dan luar, Reinhard disaksikan penyidik dan tim medis juga melakukan pemeriksan tambahan. Kuku-kuku jari korban dipotong, bulu kemaluan disisir, cairan sperma diambil dan vagina swap untuk diuji DNA.

"Ada bulu vagina yang rontok saat di sisir dan ada juga yang kami cabut sebagai pembanding. Barang bukti usai pemeriksaan kami serahkan ke penyidik, hari itu juga lengkap dengan berita acara," ungkap dia.

Usai mendengar keterangan ahli forensik, Majelis Hakim Zulkifli, Iman Budi dan Hera Polosia, kembali menunda sidang. Pada sidang berikutnya, Jaksa Penuntut Umun (JPU) Rumondang Manurung dan Bani Giting akan menghadirkan saksi lainnya.

Terdakwa didampingi sembilan penasehat hukum (PH) Isfandir Hutasoit dan rekan, tidak memberi tanggapan atas keterangan ahli. Sebab, yang diterangkan ahli tidak memihak ataupun memojokkan terdakwa.

Editor: Dodo