Gawat! Sudah 11 Warga Batam Tewas Akibat Serangan DBD
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 16-05-2016 | 13:02 WIB
sri-rupiati-dinkes.jpg

Sri Rupiati, Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebelas warga Batam tercatat meninggal dunia akibat terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam tiga bulan terakhir di tahun 2016. Hal ini meningkat drastis lantaran pada tahun lalu 2015 sepanjang 12 bulan hanya 4 korban jiwa.

"Kasus DBD di Batam sangat rawan saat ini, data yang kami punya sudah 11 orang meninggal akibat gigitan nyamuk Aedes Aegipty," ujar Sri Rupiati, Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Batam, Senin (16/5/2016).

Pada Januari kasus DBD sebanyak 139 orang tiga diantaranya meninggal. Febuari 126 orang 3 diantaranya tewas. Maret 142 orang 3 diantaranya tewas. Sementara April terhitung sampai tanggal 22, sudah ada 60 penderita DBD, 2 diantaranya dinyatakan tewas.

"Grafiknya pada 2016 terus meningkat jumlah penderita, sangat jauh perbandinganya dengan tahun 2015. Tiga bulan terahir saja sudah 456 penderita 11 orang dinyatakan tewas, ini tidak lepas dari cuaca buruk yang melanda Batam," ujarnya.

Data tersebut didapat Dinkes, setelah 7 rumah sakit melaporkan hal tersebut. Yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB), Rumah Sakit Awal Bros (RSAB), Caris Medikal, Camantha Sahidia, dan RS Aini.

"Untuk puskesmas mereka khusus untuk memantau kondisi pasien penderita DBD. Mereka juga yang mengontrol obat-obat pasien," tuturnya.

Sri menjelaskan, masyarakat kota Batam harus peka dan tetap waspada terhadap penyakit ini. Diharapkan warga amati genangan-genangan air dipemukiman. Mengingat jumlahnya penderita sangat melonjak.

"Kalau tidak mengikuti anjuran dari Dinkes dan tidak menerapkan 3M Plus akan terus meningkat seperti gunung es. Masyarakat diimbau jangan melakukan fogging karena itu hanya menyebabkan resisten kekebalan nyamuk semakin tinggi. Tapi nyatanya tetap saja pemukiman rumah disemprot," pungkasnya.

Editor: Dodo