Pak Kadis, Bantu Saya Sekolah
Oleh : Harun Al Rasyid
Selasa | 26-04-2016 | 08:00 WIB
beta-nova.jpg

Beta, sapaan akrab Harun Al Rasyid, saat menyampaikan bingkisan kecil dari awak BATAMTODAY.COM. (Foto: Saibansah)

NOVA Afel Lia, si "malaikat kecil" yang mengurusi ibunya hingga akhir hayatnya di RSUD Embung Fatimah Batam itu, kini tinggal bersama abang kandung ayahnya, Toga Harianja (48). Kini, Nova ingin kembali bersekolah, setelah dua tahun berhenti, karena membantu mendiang ibunya mencari botol bekas minuman mineral. "Nova ingin sekolah, om," ujarnya kepada wartawan BATAMTODAY.COM, Harun Al Rasyid dan Gokli Nainggolan.

 

Jumat, 15 April 2016 lalu, adalah hari pertama Nova menjadi yatim piatu. Ayah dan ibunya sudah pergi selamanya, pada saat dirinya sangat membutuhkan mereka. Beruntung, Tuhan masih sayang pada gadis kecil berusia 10 tahun itu. Ada Toga Harianja, pak de atau uwak dari jalur almarhum ayahnya. Pria itulah yang kini merawat Nova di Perumahan Melcok Blok AA nomor 5, Kelurahan, Sengkuang, Batuampar Batam.

Di rumah itu, gadis periang itu tidak kesepian lagi. Karena ada 4 orang anak Toga Harianja yang akan selalu bersama Nova, ditambah dengan seekor anjing kecil berwarna putih yang lucu.

Gembira rasanya melihat kehidupan baru Nova yang kini telah kembali ceria. Itu tampak saat BATAMTODAY.COM menyambanginya di rumah barunya itu, Kamis, 20 April 2016, sekitar pukul 20.30 WIB lalu.

Nova menyambut dengan ramah, senyumnya mengembang seakan tak pernah ada kisah pilu di hatinya. Dia mengenakan celana pendek dengan balutan kaos oblong warna biru. Senyum manisnya selalu mengembang.

Baca Juga: Tuhan, Kasih Kesembuhan buat Mama...

Si "malaikat kecil" penjaga ibunya itu kini sangat ingin kembali sekolah. Seragam merah-putih itu terakhir dipakainya, dua tahun lalu.

Kini, di usianya 10 tahun, seharusnya Nova duduk bersama dengan anak-anak kelas IV SD. "Bisa gak langsung kelas tiga atau empat ya, kasian dia, bisa minder sama teman-temannya kalau harus duduk di kelas dua lagi, dia nanti yang paling besar," tutur Intan, istri Toga yang mendampingi Nova saat berbicang-bincang ringan malam itu.

Pinta sang mak tua, demikian sapaan akrab Nova kepada Intan itu, tak semudah membalikkan telapak tangan. Nova sudah terlalu lama tak "menjamah" buku pelajaran. Selama dua tahun terakhir, waktunya ia habiskan bersama ibunya "bercengkrama" dengan kertas dan kardus bekas di bak sampah, demi menyambung tarikan nafas kehidupannya.

Apakah keinginan Nova kembali sekolah itu bisa tercapai?

Kadang saya berfikir, tambah Intan, andai saja Nova bisa langsung duduk di kelas empat, sambil nanti ikut les pelajaran tambahan.

Saat mak uwaknya itu berbincang dengan BATAMTODAY.COM, gadis lugu itu menyimak. Namun begitu pembicaraan sampai pada kunjungan Kapolsek Batuampar Batam Kompol Arwin Wientama yang didampingi oleh beberapa orang stafnya, termasuk seorang Polwan.

Begitu mendengar kata "Polwan" mata Nova langsung berbinar. Seolah sosok wanita berseragam cokelat nan anggun itu tergambar di depan matanya. "Ingin jadi Polwan. Biar bisa banggain mama. Tetapi mama harus sembuh dulu," katanya saat mendampingi ibunya dirawat di RSUD Embung Fatimah.

Menjadi Polwan itu masih menjadi mimpi besar dalam hidupnya. Meski ibunya telah pergi untuk selamanya, Nova ingin tetap membanggakannya. Sungguh suatu kebanggaan tak ternilai jika seragam cokelat itu benar-benar telah dikenakannya, kelak.

"Adek senang, banyak polisi yang datang. Mereka sayang sama adek," ujar Nova menceritakan kedatangan Kapolsek Batuampar Batam ke rumah lamanya di Bukit Senyum Batuampar Batam, Sabtu, 16 April 2016. Bahkan, hingga kini, pelukan hangat sang Polwan itu menjadi motivasi kuatnya untuk menggapai seragam cokelat itu.

Setidaknya, Nova sudah membuktikan semboyan Polri, "Melayani Melindungi dan Mengayomi Masyarakat". Sebagai "malaikat kecil", Nova telah melayani, melindungi dan mengayomi ibunya. Dari sejak rumah kosnya di Bukit Senyum, Nova membawa ibunya naik ojek ke RSUD Embung Fatimah. Nova mendudukkan ibunya di tengah, agar tidak jatuh. Lalu, selama di rumah sakit, Nova melayani segala kebutuhan ibunya. Bahkan, hanya Nova yang mengerti bahasa ibunya itu.

Sayang, keinginan gadis manis ini masih terganjal persoalan sekolah. Toga Harianjar telah berusaha menyekolahkan keponakannya itu di SDN 002 Sengkuang, Batuampar Batam. Tapi, terbentur prosedur.

"Mau saya sekolahkan di SDN 002 itu, tapi bisa gak mereka menerima siswa baru pada pertengahan semester ini ya? Kita masih binggung dan butuh solusi," ujarnya.

Kini, Nova berharap, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam berkenan membantunya.

"Pak Kadis, Bantu Saya Sekolah."


Editor: Dardani