Proyek Penimbunan Lahan PT RIS Ancam Gereja dan 24 Rumah Warga
Oleh : Rizky Anggi Rayhalil Nasution
Jum'at | 22-04-2016 | 11:36 WIB
marlon-brando-siahaan.JPG
Anggota DPRD Batam, Marlon Brando Siahaan saat meninjau lokasi rumah warga yang terkenan dampak proyek penimbunan (Foto: Rizky Anggi Rayhalil Nasution)

BATAMTODAY.COM, Batam - Proyek penimbunan lahan yang dilakukan PT Raja Indosin Simandolak (RIS) dalam dua minggu terakhir meresahkan warga. Pasalnya, proyek tersebut mengakibatkan banjir serta mengancam keberadaan Gereja Mahanaim Batam dan sekitar 24 rumah warga Kampung Pasir Putih Matangor, RT 02/ RW 16, Kelurahan Kibing.

Saat ini sudah 7 rumah yang berdekatan dengan proyek penimbunan lahan tersebut yang sudah terendam air, lantaran rumah warga berada lebih rendah dari tanah yang ditimbun oleh PT Raja Indosin Simandolak.

Warga setempat yang merasa dirugikan, mengadukan keadaan tersebut kepada anggota DPRD Kota Batam. Anggota DPRD Batam, Marlon Brando Siahaan, mengatakan akan melaksanakan reses di Kampung Pasir Putih terkait masalah tersebut.

"Perusahaan terlalu cepat mengambil tindakan sebelum ada kesepakatan bersama. Akibat penimbunan, diperkirakan satu hektar lahan yang ditempati warga, terkena banjir jika terjadi hujan," ujar Anggota DRPD Batam, Marlon Brando Siahaan ini saat ditemui dilokasi penimbunan, Jumat (22/4/2016)

Dia juga mengatakan, BP Batam selaku pengelola lahan di Batam harusnya tidak asal-asalan dalam memberikan lahan kepada pengusaha yang tidak jelas. Sejatinya, masyarakat yang ada di tempat tersebut disejahtrehkan dan bukannya  disengsarakan.

"Kandang ayam saja bila digusur tetap dipindahkan dengan baik, apalagi ini manusia. Mestinya harus diperlakukan lebih baik lagi," ujarnya

Sementara itu, salah seorang warga, Ade Frida Sirait, mengaku sejak penimbunan yang dilakukan beberapa minggu terakhir, air selalu masuk ke dalam rumahnya dan memaksa dirinya untuk menguras air agar rumahnya masih dapat ditempati.

"Kalau hujan, kami nimba air biar rumah tidak terendam banjir. Jadi kalau sudah hujan, tidurpun kami tak bisa," keluhnya.

Editor: Udin