Membaca Buku Kehidupan Muhammad Sani

Buku yang Tak Pernah Habis Dibaca
Oleh : Saibansah
Jum'at | 22-04-2016 | 08:05 WIB
tandatangan-buku-sani.jpg
Almarhum Haji Muhammad Sani didampingi sang belahan jiwanya, Aisyah, telaten melayani para siswa yang meminta tanda tangan di buku "Membaca Sani". (Foto: Epilius)

HAJI Muhammad Sani, ayah masyarakat Kepri, adalah buku kehidupan yang tak pernah tuntas dibaca. Perjalanan hidupnya menginspirasi banyak orang. Karirnya melesat menggapai berbagai capaian, dari hanya sebagai pelipat kertas buat amplop.  Inilah catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah Dardani mengenai beberapa lembar halaman dari buku kehidupan seorang Sani. 

RABU, 3 Juli 2013, teman-teman wartawan di Provinsi Kepri, tak sanggup lagi menahan jemari mereka untuk menulis kehidupan seorang Muhammad Sani. Terlalu banyak nilai-nilai dan teladan kehidupan yang sangat sayang jika dibiarkan berlalu begitu saja. 

Sani adalah buku kehidupan yang berisi ketegasan sekaligus kelembutan, kecerdasan sekaligus kerendah-hatian, kesabaran dan keramahan yang menggambarkan nilai-nilai luhur tunjuk-ajar kesantunan budaya Melayu.  

"Maafkan orang yang pernah menyakitimu, karena suatu hari kau akan memerlukan orang itu," begitu sebagian nasehat ayah H. Muhammad Sani kepada BATAMTODAY.COM suatu siang di Yogyakarta, Rabu, 19 Maret 2014 lalu. 

Lalu, sosok buku kehidupan yang melekat pada diri Muhammad Sani itulah yang kemudian diurai menjadi ribuan kata-kata oleh para wartawan Kepri. Mereka itu adalah Ramon Damora, Agus Harsanto, Ahmad Suroso, Ahmad Zulkani, Alfian Zainal, Andra S Kelana, Candra Ibrahim, Dedi Suwadha, Evy R Syamsir, Febby Mahendra Putra, Hasan Aspahani, M Iqbal, Muhammad Nur, Novianto, Rizal Saputra, Saibansah Dardani, Sigit Rahmat, Sofyan Tanjung, dan Taufik Muntasir.

Kemudian, tulisan mereka itulah yang diterbitkan dalam buku berjudul, "Membaca Sani". Buku itu dilaunching di antara para siswa dan guru serta masyarakat umum yang mengunjungi BCS Mall Batam, Rabu, 3 Juli 2013,

Sani adalah guru kehidupan yang di mata seorang mantan Ketua Dewan Kehormatan PWI Kepri, Marganas Nainggolan, mengajarkan semangat hidup yang tak kunjung padam. Perjalanan hidup ayah Sani, baik sebagai gubernur, pejabat maupun sebagai orang tua, patut diteladani. 

Sifat penyabar ayah Sani hendaknya menjadi referensi generasi muda. ”Semangatnya melebihi usianya,” begitu Marganas Nainggolan mengungkapkan sosok seorang Sani, saat peluncuran buku "Membaca Sani" itu. 

Sebagai salah satu penulis dalam buku "Membaca Sani", BATAMTODAY.COM memotret kegigihan seorang Sani dalam memperjuangkan Pulau Berhala agar tetap berada dalam pelukan Kepri. Terlalu banyak kenangan sejarah masyarakat Lingga yang terekam di pulau itu. 

Tulisan itu berjudul, "Pak Sani, Penjaga Beranda Terdepan Republik". Untuk mengenang dan menyebarkan semangat dan kegigihan itu, tulisan itu juga dapat diakses di link: http://www.kompasiana.com/saibansahdardani/pak-sani-penjaga-beranda-terdepan-republik_56a8de03989373a10a048816

Catatan ini, belum lagi setengah halaman dari salah satu lembaran buku kehidupan seorang Haji Muhammad Sani. Masih banyak nilai-nilai yang patut kita teladani sebagai anak negeri ini. 


Editor: Dodo